Siapa yang Menemukan Penyakit Malaria? Ini Sejarah Berdasarkan Dokumen Kuno vs Dokter Modern

- 24 April 2023, 19:17 WIB
Tanggal 25 April 2023 Memperingati Hari Apa? Hari Malaria Sedunia
Tanggal 25 April 2023 Memperingati Hari Apa? Hari Malaria Sedunia /Pixabay/41330/

SUARA HALMAHERA - Malaria bukanlah suatu benda atau penemuan yang bisa dikaitkan dengan satu individu atau penemu tunggal.

Malaria adalah sebuah penyakit yang telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, dan selama sejarahnya telah menimbulkan dampak yang signifikan pada manusia.

Malaria telah tercatat dalam sejarah sejak zaman kuno, dengan bukti-bukti penyakit ini ditemukan dalam dokumen-dokumen Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan India Kuno.

Pada masa itu, penyakit Malaria dipercaya menyebar dari "udara yang busuk" atau "miasma", dan masih belum dipahami secara lengkap.

Kemudian pada abad ke-19, dokter-dokter mulai menemukan bahwa malaria disebabkan oleh parasit yang dibawa oleh nyamuk Anopheles. Namun, penemuan-penemuan ini tidak dilakukan oleh satu individu saja, melainkan melalui kerja sama berbagai ilmuwan dan dokter dari berbagai belahan dunia.

Camillo Golgi Menemukan Parasit Malaria
Pada tahun 1880-an, seorang ahli mikrobiologi Italia bernama Camillo Golgi menemukan bahwa parasit malaria bisa ditemukan di dalam sel-sel darah merah.

Charles Louis Alphonse Laveran meneliti lebih jauh Parasit Malaria. Kemudian, pada tahun 1889, seorang ahli patologi Prancis bernama Charles Louis Alphonse Laveran menemukan bahwa parasit tersebut adalah penyebab utama dari penyakit malaria.

Ronald Ross menyatakan nyamuk Anopheles penyebab malaria. Namun, penemuan yang paling signifikan tentang malaria dilakukan oleh dokter Inggris bernama Ronald Ross pada tahun 1897. Ross berhasil membuktikan bahwa malaria disebabkan oleh parasit yang dibawa oleh nyamuk Anopheles, setelah melakukan penelitian di India dan mengamati siklus hidup parasit dalam tubuh nyamuk tersebut.

Ronald Ross Mendapat Penghargaan Nobel Kedokteran. Penemuan Ross membuka pintu bagi pengembangan berbagai metode pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif untuk malaria. Dia kemudian dianugerahi Penghargaan Nobel Kedokteran pada tahun 1902 atas kontribusinya dalam penelitian malaria.

Halaman:

Editor: Firmansyah Usman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x