Siap-Siap, Di Halmahera Tengah Akan Berdiri Perusahaan Kimia Terbesar Dunia Asal Jerman Demi Kendaraan Listrik

- 12 Oktober 2021, 08:47 WIB
ILUSTRASI Pabrik Kimia.*/REUTERS
ILUSTRASI Pabrik Kimia.*/REUTERS /

SUARA HALMAHERA - Halmahera Tengah, Maluku Utara saat ini dalam target perencanaan pembagunan pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik oleh Perusahaan multinasional Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia.

Perusahaan asal Jerman itu adalah Badische Anilin-und SodaFabrik (BASF).

BASF asal Jerman itu direncanakan akan membangun pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Disebutkan juga, bahwa Perusahaan multinasional Jerman dan produsen kimia terbesar di dunia atau BASF akan gandeng Eramet, perusahaan pertambangan asal Prancis.

Baca Juga: Bukan Hanya China, Perusahaan Asal Jerman Juga Akan Masuk ke Halmahera Tengah Maluku Utara

Baca Juga: Pabrik Baterai Lithium Resmi Berdiri, Pemerintah Minta Kampus Melakukan Inovasi Kendaraan Listrik

Hal itu dilakukan oleh BASF adalah untuk melakukan kerja sama investasi kompleks pengolahan nikel-kobalt demi keperluan pengembangan kendaraan listrik.

Proyek yang bakal dibangun itu telah mencakup pembangunan pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Base Metal Refinery (BMR).

Baca Juga: Bantuan BSU Tahap 5 Cair Bulan Oktober 2021, Berapa Besaran Uang Yang Akan Diterima

Rencana keinginan BASF ini diketahui lewat penyampaian Menteri Investasi merangkap Kepala Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia usai bertemu pihak BASF dalam kunjungan kerjanya ke Frankfurt, Jerman.

Bahlil bahkan mengaku, kalau lokasi yang dibidik BASF untuk mendirikan pabrik tersebut ada di Halmahera Tengah, Maluku Utara.

Tujuan BASF itu pun langsung direspon positif oleh Menteri Bahlil.

Baca Juga: Di Sini Cara Daftar BSU BPJS Ketenagakerjaan, Bantuan Cair Hingga Akhir 2021

Baca Juga: BSU Cair Rp1 Juta di Bulan Oktober 2021, Bagi Penerima Segera Cek Rekening Anda

"Kami akan dukung penuh rencana investasi BASF ini. Terkait perizinan dan insentif investasi, kami yang akan urus. Kita akan kawal terus sampai beres, " kata Bahlil dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu. Dikutip dari ANTARA Selasa 12 Oktober 2021.

Bahlil pun mengatakan bahwa rencana investasi BASF tersebut sejalan dengan fokus pemerintah Indonesia saat ini dalam mewujudkan hilirisasi industri.

Selain itu, Bahlil juga meminta agar investasi BASF tak hanya berhenti pada industri pemurnian nikel saja melainkan hingga pada produk akhir berupa komponen baterai listrik.

Markus Kamieth selaku anggota Board of Executive Director BASF dalam pertemuan terkait investasi telah menyampaikan apresiasi atas komitmen Kementerian Investasi/BKPM dalam memfasilitasi rencana investasi BASF di Indonesia.

Markus pun mengharapkan agar Kementerian Investasi/BKPM agar mendorong kawasan industri independen dalam penyediaan listrik secara proporsional dari energi terbarukan.

Jerman menjadi yang diharapkan, karena berdasarkan catatan dari Kementerian Investasi/BKPM, total realisasi investasi asal secara akumulatif dari tahun 2016-triwulan II 2021 telah mencapai 1,14 miliar dolar AS, yang menempati posisi ke-16 di antara negara investasi lainnya.

Perlu diketahui bahwa total proyek dari realisasi investasi Jerman di Indonesia adalah sebanyak 3.015 dan telah menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) kurang lebih sebanyak 35.492 orang.***

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah