Baca Juga: Awal Kerajaan Tartarian dihapus Dari Peta Dunia, Inilah Kesaksian Peneliti Amerika
Budiman ditangkap akibat aktivitas politik perlawanan yang militansi dan radikal membuat dirinya diincar oleh penguasa orde Baru (orba) hingga berakhir menjadi tahanan politik.
Aktivis gerakan sosial itu dijatuhkan hukuman penjara 13 tahun, tapi yang dijalankan masa tahanannya hanya 3 tahun lebih. Bebasnya Budiman dan kawan-kawannya dari penjara karena keputusan amnesti presiden K.H Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, tepatnya pada bulan Desember 1999 sehingga Budiman Sudjatmiko dan beberapa kawan-kawan juangnya dibebaskan sebagai tahanan politik.
Setelah keluar dari penjara, ia kembali meneruskan pendidikan tingginya di Universitas London mengambil jurusan ilmu politik dan S2 mengambil Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge.
Baca Juga: Peradaban Tartaria Ternyata Dibangun Keturunan Nabi Nuh, Teori Konspirasi
Baca Juga: Peradaban Tartarian, Mengungkap Keberadaan Ras Raksasa di Dunia Nyata
Setelah kembali ke Indonesia, Budiman bergabung ke PDI perjuangan dan mengambil langkah politik menuju parlemen sebagai dewan perwakilan rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) daerah pemilihan Jawa Tengah.
Eks ketua PRD itu kemudian mengambil langkah sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming pada pemilihan umum 2024 nanti.
Seperti dilansir dari Pikiran rakyat.com, Budiman Sudjatmiko menyampaikan bahwa pilihan paling tepat dan jelas sebagai calon presiden yang akan berlangsung bulan depan adalah Prabowo Subianto.
Baca Juga: Rizal Ramli, Mantan Menko Ekonomi Keuangan dan Industri Periode Presiden Gus Dur Meninggal Dunia