Network
SUARA HALMAHERA - Rupanya dampak pengangguran di Indonesia karena adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan.
Dari dampak PHK tersebut telah membuka angka pengangguran di Indonesia mencapai 7,99 juta.
Mirisnya, angka pengangguran 7,99 juta didominasi oleh mereka yang lulusan SMK.
Sebagaimana dilansir dari Pedoman Tangerang, Selasa 9 Mei 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sebanyak 7,99 juta pengangguran di Indonesia. Jumlah itu mencapai 5,83 persen dari usia penduduk kerja per akhir Februari 2023.
Data BPS yang dirilis Jumat 5 Mei 2023 tersebut, bahwa pengangguran terbanyak dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dominasi SMK tercatat sebanyak 9,60 persen per Februari 2023. Tetapi jumlah itu alami penurunan secara signifikan dibandingkan pada Februari 2022 yang sebesar 10,38, lalu pada 2021 sebesar 11,45 persen.
“Pada Februari 2023, TPT (tingkat pengangguran terbuka) tamatan SMK masih merupakan yang paling tinggi dibandingkan tamatan jenjang pendidikan lainnya, yaitu sebesar 9,60 persen,” Tulis BPS.
Kemudian pengangguran kedua tertinggi yang rupanya berasal dari lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah sebesar 7,69 persen.
Walau terbilang cukup tinggi pengangguran lulusan SMA, jumlahnya alami penurunan pada Februari 2022 dan 2021 yang masing-masing 8,35 persen dan 8,55 persen.
Lalu untuk Diploma I/II/III tercatat sebanyak 5,91 persen sedang Diploma IV, SI, S2, S3 dengan jumlah 5,52 persen dan tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 5,41 persen.
Dan disebutkan pengangguran paling rendah adalah tamatan SD ke bawah yang jumlahnya sebesar 3,02 persen, hal ini karena penduduk usia kerja memang terbanyak dari jenjang tamatan ini.
Akan tetapi seluruh tingkat pengangguran terbuka ini datanya mengalami penurunan dibandingkan dengan periode tahun-tahun sebelumnya.***
