Pasalnya, kata dia, mengingat saat ini masih musim hujan, material rumah yang rusak itu berpotensi tersapu oleh aliran sungai.
"Kita khawatir bencana berikutnya banjir bandang, jadi biasanya setelah material itu kena gempa, teronggok pada aliran sungai, dan musim hujan puncaknya Desember," ujar Dwikorita.
Baca Juga: Indonesia Berduka! Ridwan Kamil Kabarkan Sebanyak 162 Orang Meninggal Akibat Gempa Cianjur
BMKG meminta agar pembangunan atau rekonstruksi rumah yang rusak harus tidak hanya mengatasi gempa, namun harus kuat menghadapi potensi bencana lain guna meminimalisasi jatuhnya korban.
"Jadi jangan hanya mengatasi gempa bumi, tapi rawan bencana lain, kami siap mendukung memberikan informasi zona aman," kata Dwikorita.
Sejalan dengan BMKG, Presiden Jokowi juga mengingatkan warga dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membangun rumah anti gempa.
"Karena gempa ini adalah gempa 20 tahunan, sehingga bangunan rumahnya kita arahkan untuk rumah anti gempa," ucapnya pada saat tinjauan langsung di lokasi terdampak, 22 November 2022.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa menyebabkan puluhan bangunan rusak, termasuk pesantren, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya.***