Sementara partai yang masih dibawah ambang batas parliamentary threshold seperti Nasdem dan PPP, dalam 1 tahun terakhir cenderung masih stagnan di rentang 3,0-3,2 persen.
"PAN masih stagnan di rentang 1,8-2,1 persen sedangkan untuk partai yang pada 2019 lalu tidak lolos ke parlemen, cenderung hari ini masih memiliki trend electoral dibawah 2,0 persen," ucapnya.
Baca Juga: Kode Redeem FF: Daftar 3 Hadiah yang Paling Sering Disediakan Garena
Dalam survei ini kata Rikola, pihaknya juga mendapatkan pemilih yang sudah mantap terhadap pilihannya sebesar 69,8 persen Angka itu terbilang tinggi di situasi 1 tahun sebelum pemilu.
Survei ini dilakukan pada 10 hingga 19 Oktober 2022 dengan 1.200 responden yang dipilih secara acak. Metode yang digunakan yakni multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berdasarkan survei tersebut PDIP mendapatkan elektoral tertinggi dengan persentase 23,2 persen.
Baca Juga: Problem Migrasi TV Analog, Pemilik MNC: Yang Untung Pabrik, Yang Rugi Rakyat Kecil
Kemudian di posisi kedua Partai Gerindra dengan perolehan 12,5 persen, laluGolkar 9,9 persen disusul PKB 9,0 persen dan Demokrat 7,5 persen.
"Peta konstelasi elektoral hari ini menunjukkan bahwa jika Pemilu diadakan sekarang, PDIP akan mendapatkan suara terbanyak, 23,2 persen naik dari perolehan Pemilu 2019. Urutan kedua diperebutkan oleh Gerindra, Golkar, dan PKB," tutur Rikola
"Ketiganya berada dalam rentang margin of error, Gerindra mendapatkan elektabilitas sebesar 12,5 persen, Golkar 9,9 persen, dan PKB 9,0 persen," ujarnya.