China Lakukan Perencanaan Militer Yang Matang, Indonesia Malah Kepayahan Dan Terkesan Tidak Siap Untuk Perang

- 8 April 2022, 12:03 WIB
Sengketa Natuna Utara, Militer Indonesia Punya 2 Kendala Serius
Sengketa Natuna Utara, Militer Indonesia Punya 2 Kendala Serius /pixabay/Zona Jakarta.com/

SUARA HALMAHERA – Klaim China atas Natuna Utara tampaknya tidak dilakukan begitu saja tetapi dilakukan dengan perencanaan yang matang kalau terjadi perang.

China yang terus-terus saja melakukan klaimnya akan Natuna Utara atas Indonesia yang membuat terjadinya ketegangan kedua negara ini.

Militer China nampaknya sangat siap dalam menyambut konflik di Natuna Utara dengan Indonesia.

Indonesia wajid harus waspada, pasalnya kekuatan militer Tiongkok sangat kuat dan mempunyai berbagai macam alutsista.

Baca Juga: China Nantang Dengan Kapal Kunming, Indonesia Balas Dengan Surat Perjanjian UNCLOS Entah Apa yang Dipikirkan!

Kekuatan militer China yang ada di laut Natuna Utara nampaknya tidak bisa diimbangi oleh oleh militer Indonesia.

Belum lama ini seperti yang dikabarkan Kapal Destroyer PLA Navy, Kunming berada di perairan Internasional yang tepat di mulut Natuna Utara.

Artikel yang sama pernah terbit dengan judul: Indonesia Siaga, China Dua Dekade Persiapkan Militer Sambut Petaka Pertempuran di Natuna Utara

Kehadiran kapal perang milik militer China ini sangat meresahkan militer Indonesia yang bertugas menjadi perbatasan.

ikutip dari Reuters pada September 2021 lalu, Kunming 172 adalah kapal Type 05 2D Luyang III Class Destroyer PLA Navy.

Kapal Kunming yang berada dimulut laut Natuna Utara tersebut direkam oleh nelayan sekitar dan mengokonfirmasi keberadaanya.

Hendri salah satunya yang melihatnya, mengaku khawatir karena keberadaan kapal perang China di sana.

"Kami khawatir akan terjebak di tengah perang dan tidak aman bagi kami untuk mencari ikan," ujar Hendri seperti dikutip dari Reuters, Sabtu 18 September 2021.

Dikutip dari Naval Technology, Kunming sendiri saat ini menjadi garda terdepan kapal perang China.

Ia mempunyai panjang 157 meter dan bobot 7500 ton.

Tonase yang besar seperti itu memastikan Kunming bisa dijejali beragam sensor dan senjata kelas berat.

Baca Juga: Dua Sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin Menang Pemilu Eropa, Salah Satunya tidak suka dengan Zelensky

Jiangnan Shipyard di Shanghai yang bertanggungjawab membangun Kunming memastikan bahwasanya Kunming akan jadi destroyer andalan China di masa depan.

Mereka menanamkan satu unit 130 mm Gun Canon CIWS 730, rudal HQ 10, 640 cell VLS, rudal HQ-9, rudal YJ-18SSM dan Rudal SI 15ASW serta tidak lupa tentunya bakal helikopter anti kapal selam yang selalu standby di Kunming.

YJ-18 termasuk rudal andalan Kunming dimana ia bisa melaju sejauh 540 km.

Indonesia belum punya rudal sedemikian hebatnya setanding dengan YJ-18.

Saat ini, diakui Indonesia belum punya kapal perang setanding dengan Kunming.

China juga melakukan penebalan kekuatan militer di laut Natuna Utara atau laut China Selatan.

Salah satunya di Fiery Cross Reef.

Tempat yang dahulunya karang dan direklamasi menjadi pulau oleh China tersebut saat ini jadi pangkalan militer.

Baca Juga: Ukraina Klaim Telah Jatuhkan Pesawat Tempur SU 35 Rusia, Ahli Malah Sebut Itu Sebagai Pecahan Rudal

Patut diwaspadai karena Fiery Cross mampu ditempati pesawat pembom nuklir China Xian H-6.

Radius tempur Xian H-6 bahkan bisa mencapai ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur.

"Jauh sebelum rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, Amerika Serikat telah mengingatkan Indonesia soal ancaman pesawat pembom China.

Peta radius serangan menunjukkan bahwa pembom H-6 China yang berbasis di Pulau Woody sekitar 400 mil dari Hong Kong dapat menyerang target jauh di timur Filipina, dan selatan Singapura, Selat Malaka, dan ibu kota Indonesia Jakarta," jelas ranenetwork.com pada 1 April 2022 lalu.

Kacaunya, China juga bisa menempatkan skadron jet tempur J-11 di Fiery Cross.

Baca Juga: Gawat, Amerika Serikat Peringatkan Indonesia Jika Ada Rusia Dalam Pertemuan G-20 di Bali

Skadron ini mampu menyerang Singapura hingga Jawa.

"Pesawat tempur J-11 China dapat menjangkau hingga Singapura, Balikpapan (yang juga merupakan wilayah Kalimantan Timur), dan Laut Jawa, serta ke timur Filipina," jelasnya.

Ranenetwork.com lantas mengingatkan Indonesia agar kepulauan Natuna harus selalu dikontrol Jakarta.

Jangan sampai salah satu pulau dikuasai oleh China.

Sebab China bisa menggunakan pulau tersebut sebagai pijakan menyerang Indonesia.

"Wilayah maritim di sekitar Kepulauan Natuna juga termasuk lokasi-lokasi kunci pertahanan yang strategis, menjadikannya semakin penting dari sudut pandang Indonesia.

Jika China menguasai pulau-pulau ini atau wilayah di sekitarnya, itu akan merusak posisi keamanan Indonesia dengan memberi pasukan China tempat yang dekat untuk melancarkan serangan terhadap Indonesia," papar ranenetwork.com.

Keresahan ranenetwork.com seakan terjawab saat ini dimana China memang sedang melakukan penebalan otot militer di sana.

Baca Juga: Luhut Tak Digunakan Lagi, Sebut Jokowi Ganti Strategi Baru Operasi 3 Periode Yang Dikendalikan Mensesneg

Indonesia juga resah dengan apa yang militer China lakukan.

Meski bersikap pasif, Indonesia pastinya mewaspadai betul pergerakan China.

Hal ini terwujud dengan penguatan matra laut dan udara Indonesia baru-baru ini.

Pembelian F-15 Eagle II dan Rafale salah satu manuver Indonesia melawan pergerakan militer China.

Kemudian fregat FREMM dan Arrowhead didatangkan Indonesian untuk melawan China.

The New India Express pada 7 Januari 2022 lalu menjelaskan bahwa Beijing telah melanggar UNCLOS dalam klaim Nine Dash Line.

"Ini adalah area klaim yang diperebutkan dari pihak China yang melanggar Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS),

Beijing mengklaim sekitar 80% dari ruang maritim di Laut Cina Selatan," paparnya.

Media asal India itu menhelaskan bahwa Natuna Utara merupakan milk Indonesia yang sah diakui oleh PBB dalam UNCLOS.

"Untuk Jakarta, wilayah yang membentang di utara pulau Natuna termasuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yang secara sah diakui oleh UNCLOS sebagai perairan Indonesia," jelasnya.

Baca Juga: Apakah Onani dan Berhubungan Intim Suami-istri Dapat Membatalkan Puasa? Simak Penjelasannya

China sendiri sudah mengklaim Natuna Utara miliknya.

Bahkan kementerian luar negeri Beijing berujar ada hak mereka di Natuna Utara

Tak peduli apakah Indonesia menerimanya atau tidak, China akan memperjuangkan Natuna Utara masuk ke wilayahnya.

"Dalam hal ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang berkomentar bahwa tidak peduli apakah pihak Indonesia menerimanya atau tidak, itu tidak dapat mengubah fakta objektif bahwa China memiliki hak dan kepentingan di perairan yang bersangkutan.

Menurut catatan sejarah dan pembagian sembilan garis putus-putus, kami (China) memiliki hak untuk memperoleh kepemilikan wilayah laut ini (Natuna Utara)," jelas 163.com pada 26 Mei 2021 lalu.

China juga memperingatkan bahwa saat ini mereka belum menuntut Natuna Utara.

Tapi Indonesia dan AS diperingatkan jangan berulah di Natuna Utara karena China bakal bertindak.

"Saat ini, kami tidak akan meminta Indonesia untuk Natuna, tetapi kami menyarankan Indonesia dan Amerika Serikat di belakangnya untuk tidak memilikinya.

China akan melindungi (klaim) sembilan garis putus-putus," ujar 163.com

Sementara itu Laksamana Komandan Angkatan Laut AS, John C. Aquilino menyebut penebalan militer China di kawasan Indo Pasifik membuat situasi tak stabil termasuk di Indonesia.

Baca Juga: 3 Periode Agar Jokowi Bisa Nikmati Ibu Kota Baru, Rocky Gerung: Orang Ingin Nampar Dia Karena Ngak Konsisten

John yakin selama 20 tahun terakhir China sudah mempersiapkan militernya selama dua dekade untuk menyambut petaka pertempuran di Natuna Utara dan wilayah Indo Pasifik lainnya.

"Mereka (China) telah meningkatkan semua kemampuan mereka, dan penumpukan persenjataan itu membuat kawasan tidak stabil.

Saya pikir selama 20 tahun terakhir kita telah menyaksikan penumpukan militer terbesar sejak Perang Dunia II oleh RRC," jelas John dikutip dari Sputniknews beberapa waktu lalu sebelum Rusia menyerang Ukraina.

Kini Indonesia juga bersiap memperkokoh Natuna dengan penempatan militer di sana untuk menghalangi rencana China.*** (Beryl Santoso/ZJ)

Editor: Laode Sarifin

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah