Pemerintah Bongkar Otak di Balik Kelangkaan Minyak Goreng

- 12 Maret 2022, 21:13 WIB
Ilustrasi masyarakat membeli minyak goreng.
Ilustrasi masyarakat membeli minyak goreng. /ADENG BUSTOMI/ANTARA FOTO

Akan tetapi dalam 22 hari, Kemendag mendistribusikan 400 juta liter atau rata-rata hampir 12 juta liter per hari.

Pekerja mengisi minyak goreng curah ke dalam jeriken saat distribusi minyak goreng curah untuk pedagang eceran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta. 

Pekerja mengisi minyak goreng curah ke dalam jeriken saat distribusi minyak goreng curah untuk pedagang eceran di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta. /Antara/Muhammad Iqbal

"Artinya sudah berlebihan," ucap Oke Nurwan.

Sayangnya hal itu berbanding terbalik dengan fakta di lapangan, karena sampai saat ini masyarakat masih menghadapi sulitnya mendapatkan minyak goreng.

"Tetapi kenyataannya sekarang adalah yang dihadapi masyarakat minyak goreng tersedia, tetapi yang dianggap langka itu adalah yang harga sesuai ditetapkan pemerintah," kata Oke Nurwan.Baca Juga: 9 Fakta Gempa Magnitudo 5,1 yang Guncang Pantai Selatan Lebak Banten

Dia mengatakan bahwa harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah adalah Rp14.000 per liter.

Akan tetapi yang didapati di pasar tradisional, harga minyak goreng masih berada di angka Rp17.000 sampai Rp18.000.

Oleh karena itu, muncul dugaan adanya gangguan dari rantai distribusi, karena pasokan yang telah disalurkan sudah lebih dari kebutuhan masyarakat.

"Nah ini Tentunya ada gangguan di rantai distribusi karena hampir dua kali lipat sejak tanggal 14 dipasok dengan cukup besar, digandakan dari kebutuhan sehari-harinya itu adalah 11 juta liter secara nasional, sudah di 20 juta liter per hari kita bisa distribusikan," tutur Oke Nurwan.

Halaman:

Editor: Sadam AB

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x