Gempa Cianjur: Kemenkes Laporkan 5 Pengungsi Alami Gangguan Jiwa

30 November 2022, 00:44 WIB
Tim SAR Gabungan saat melakukan evakuasi 3 jenazah korban gempa bumi di Desa Cijendil Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Selasa 29 November 2022. /Portal Bandung Timur/dani jatnika/

Suara Halmahera - Bencana alam gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,6 terjadi di sekitar 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB.

Pusat gempa bumi itu berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 6,84 Lintang Selatan dan 107,05 Bujur Timur. Posisi tersebut terjadi tepat di Cesar Cisamandiri, Jawa Barat.

Gempa susulan yang terus terjadi di wilayah tersebut ternyata menimbulkan trauma mendalam bagi sebagian korban. Tak ayal, hal tersebut memicu gangguan kejiwaan para korban yang tersebar di berbagai tenda pengungsian.

Baca Juga: Update Gempa Cianjur: Kodim Ungkapkan Jumlah Pengungsi Capai 108.702 Jiwa

Dilansir dari Antara, Kementerian Kesehatan RI melaporkan sebanyak lima korban bencana gempa bumi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, di tenda pengungsian mengalami gangguan jiwa.

"Ada skrining untuk melihat apakah korban mendapat gangguan jiwa atau tidak. Hasilnya, sebanyak lima orang sudah kami temukan mengalami gangguan jiwa," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI Sumarjaya yang dihubungi di Jakarta, Selasa (29/1/2022).

Pada kesempatan tersebut, Sumarjaya turut mengatakan, skrining psikologi dilakukan petugas dari Direktorat Kesehatan Jiwa Kemenkes RI kepada sejumlah korban di tenda pengungsian.

Baca Juga: Update Kasus Gagal Ginjal Anak, Bareskrim Polri Ungkap Kemungkinan Bertambahnya Tersangka

"Pekan ini kami dampingi untuk kesehatan jiwanya melalui dukungan Program Kesehatan Jiwa Psikososial," katanya.

Sumarjaya mengatakan lima korban yang mengalami gangguan jiwa telah diantar oleh petugas kesehatan menuju yayasan panti sosial di Cianjur untuk dititipkan.

"Yang gangguan jiwa sudah kami tangani dan sudah kami titipkan di yayasan," ujarnya.

Dikatakan Sumarjaya, hasil skrining terhadap pengungsi korban gempa, umumnya menunjukan gangguan psikologi ringan berupa trauma.

Baca Juga: Dilema Penuntasan Kasus HAM di Tanah Air, Pembela Ditargetkan Menjadi Korban Pelecehan di Dunia Maya

Umumnya, gejala tersebut diperlihatkan dengan ketakutan korban untuk kembali ke rumah tinggal masing-masing.

"Umumnya mereka memilih tetap tinggal di tenda atau di luar ruangan karena masih trauma dengan gempa susulan," katanya.

Bahkan sejumlah korban yang menjalani perawatan di rumah sakit di wilayah Cianjur, memilih untuk menjalani penanganan penyakit di luar gedung.

"Kami sempat memberi mereka pemahaman, bahwa perawatan di dalam gedung rumah sakit sudah berdasarkan hasil penelusuran dari tim ahli Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) untuk memastikan bahwa struktur bangunan aman," katanya.

Untuk diketahui, sebelumya jumlah total pengungsi per 29 November 2022 mencapai 108.720 dengan rincian pengungsi laki-laki 52,987 dan pengungsi perempuan 55,733 jiwa.

Sementara itu, korban hilang pascagempa bumi bermagnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 13 orang. 

Sedangkan jumlah korban luka berat bencana alam ini yang masih dirawat di Rumah Sakit di wilayah Cianjur mencapai 68 orang. Terdapat 326 orang diketahui telah meninggal dunia akibat bencana alam ini.***

Editor: Mohamad Rizky Djaba

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler