Presiden Jokowi Curhat Stop Ekspor Bahan Mentah, Uni Eropa Teriak

13 Maret 2022, 20:54 WIB
Ahli tarot Denny Darko menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa ia akan taat konstitusi soal jabatan Presiden. /Tangkap layar YouTube Denny Darko, Instagram @jokowi/

SUARA HALMAHERA - Jokowi bercerita digugat oleh Uni Eropa usai menghentikan ekspor bahan mentah dari Indonesia.

Kebijakan untuk memberhentikan ekspor bahan mentah itu sebagai langkah untuk pemulihan ekonomi nasional.  

Kebijakan itu, ia sampaikan sudah lama ingin memberhentikan ekspor bahan mentah itu. 

Baca Juga: Investor SoftBank Membatalkan Investasi Untuk Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Di Kalimantan

"Dalam posisi seperti ini, keberanian mentransformasi ekonomi yang akan memberikan manfaat dan memberikan peluang jangka panjang kita akan menjadi lebih baik," ucap Jokowi, Jumat, 11 Maret 2022.

Bahkan, sejak jaman penjajahan ekspor bahan mentah itu kita tidak dapat mendapatkan hasil yang maksimal. 

"Sejak VOC loh kita ini ekspor bahan mentah sampai sekarang masih kita ekspor bahan mentah, kita tidak mendapatkan nilai tambah, tidak mendapatkan added value apa-apa," ujar Jokowi.

Oleh karena itu, dia memerintahkan kepada seluruh Menteri untuk menghentikan ekspor bahan mentah satu persatu.

Baca Juga: Antrian Minyak Goreng Memakan Korban Jiwa, Rocky Gerung : Akibat Kebijakan Yang Tidak Dikoordinasi Dengan Baik

"Sejak 2020 sudah sampaikan kepada seluruh menteri satu-satu harus kita setop, nikel setop! Tidak ada lagi yang nanya ekspor bahan mentah nikel. Roma teriak, nggak ada lagi diekspor, nikel setop," kata Jokowi.

Dia menambahkan bahwa ekspor nikel yang dilakukan Indonesia selama 27 tahun terakhir memberikan keuntungan sebesar Rp15-20 triliun.

"Karena kita setop dan muncul yang namanya industrial dan streaming, hilirisasi, industrialisasi, 2021 kemarin ekspor kita karena sudah terbentuk setengah jadi dan menjadi 20,8 miliar US Dollar artinya dari Rp15 triliun melompat kepada kurang lebih Rp300 triliun," tutur Jokowi.

Dia pun mengatakan bahwa keuntungan itu didapat baru dari penghentian ekspor satu bahan mentah.

Sementara di Indonesia masih banyak bahan mentah lain seperti alumina, tembaga, timah, emas, hingga komoditas perkebunan dan pertanian yang ekspornya belum dihentikan.

"Betapa kalau ini satu per satu kita memiliki keberanian untuk bilang setop, munculnya angka-angka yang tadi saya sampaikan, membuka lapangan kerja itu yang paling penting," ucap Jokowi.

Selain itu, dia mengatakan bahwa Menteri Keuangan juga bisa memungut pajak lebih besar dari kebijakan penghentian ekspor bahan mentah tersebut.

"Tapi begitu kita bilang setop nikel, setop ekspor bahan mentah, ya kita digugat ama Uni Eropa. Belum rampung sampai sekarang. Nggak apa-apa, ini belum rampung saya udah perintah lagi bauksit tahun ini setop, biar digugat lagi," kata Jokowi.

"Bauksit setop tahun depan, setop lagi tembaga atau timahnya, biar digugat lagi. Nggak apa-apa digugatin terus, belum tentu kita kalah tapi belum tentu juga kita menang. Tapi keberanian itu harus kita lakukan, kalau kita nggak pernah mencoba kita nggak akan tahu kita menang atau kalah kita bener atau nggak bener," tuturnya menambahkan.

Akan tetapi, Jokowi menegaskan bahwa langkah menghentikan ekspor bahan mentah merupakan hal yang sudah tepat.

"Tapi yang ini Benar, setop itu bener. Kita tahu karena dari Rp15 triliun melompat menjadi Rp300 triliun," ujarnya.

Disclaimer : dari pikiran rakyat.com dengan judul artikel : Jokowi Cerita Digugat Uni Eropa gara-gara Hentikan Ekspor Bahan Mentah: Roma Teriak

Editor: Sadam AB

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler