Benarkah Sriwijaya Air SJ182 Korban Dari Kebijakan Tiket Pesawat Murah ?

11 Januari 2021, 08:37 WIB
Dokumentasi Pesawat Sriwijaya Air. Pesawat jenis 737-500 ini ternyata memiliki catatan dengan banyaknya kecelakaan di seluruh dunia.* /Antara/Rezky Purwono/.*/Antara/Rezky Purwono

SUARA HALMAHERA - Tjoek Suwarsono Pengamat Transportasi, meminta kepada Pemerintah untuk segera mengevaluasi kebijakan harga tiket pesawat murah.

Dugaannya bahwa salah satu penyebab insiden ini karena kebijakan tiket pesawat murah.

"Saya kira dibalik masalah ini adalah bagaimana kita evaluasi kembali kebijakan tiket pesawat murah bagi maskapai penerbangan LCC," kata Tjoek kepada RRI, Minggu 10 Januari 2021. Dikutip SUARA HALMAHERA dari m.rri.co.id, Senin 11 Januari 2020.

Baca Juga: Kodisi Cuaca Saat Sriwijaya SJ 182 Terbang ke Pontianak

Menurutnya, bahwa harga tiket pesawat yang murah telah membuat banyak orang khawatir, terutama pada pengurangan fasilitas penerbangan dalam pesawat.

"Karena tiketnya murah maka tidak ada lagi makanan, minuman, ruang tunggu yang baik dan penghantaran bus, tidak pakai Garbarata juga tidak, jadi penumpang jalan kaki semua ongkos-ongkos itu dipangkas," ucapnya.

Baca Juga: Pilot Sriwijaya Air Berangkat Dengan Baju Tak Disetrika dan Juga Meminta Maaf Kepada Sang Istri

Tjoek mengatakan, bahwa dengan adanya kebijakan tiket murah tentunya akan memangkas faktor-faktor keamanan contohnya yang paling muda adalah pemeriksaan pesawat.

"Mungkin ada yang dikurangi, bisa jadi konsumen tidak tahu yang seperti ini. Jadi yang tau adalah maskapai penerbangan itu sendiri dan seharusnya Kementerian Perhubungan harus mengawasi, saya kira sudah diawasi tapi masi ada hal-hal yang lolos dari pengawasan," kata Tjoek.

Baca Juga: Keluarga Kru Pesawat Sriwijaya Berharap Adanya Keajaiban

Selanjutnya, masalah pengisian bahan bakar pesawat. Bahwa banyak maskapai hanya sekali mengisi bahan bakar untuk sampai di bandara yang dituju saja.

"Jadi tidak ada persediaan cadangan untuk menunggu di udara atau pergi ke Bandara lain jika tidak memungkinkan mendarat ke Bandara tujuan. Jadi bahan bakar jadi biaya sangat mahal komponen buat pesawat terbang," kata Tjoek.

Baca Juga: Perampasan Tanah dan Penggusuran Berskala Besar Terjadi Sepanjang Tahun 2020

Ia pun melayangkan kritikan kepada LCC, dengan aturan yang dibuatnya sehingga maskapai tidak di wajibkan untuk memilih pesawat sendiri, melainkan menyewa pesawat.

"Jadi LCC ini membuat maskapai menghemat segalanya, jadi pesawat tidak beli yang baru, tetapi menyewa pesawat sudah lama dan sudah tua lagi," tandasnya.

Menurut berbagai informasi media, bahwa diketahui pesawat seri Boeing 737-500 tersebut sudah berusia sekitar 26 tahun dan diproduksi pada 1994.***

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler