Ada juga yang mengatakan kalau buah AMO merupakan stereotip negatif terhadap Desa Banemo.
Yang lain juga mengatakan kalau status tersebut berbias rasis.
Perlu diketahui bahwa pohon AMO (sukun) dulunya sebelum tahun 2000-an banyak terdapat di Desa Banemo atau di sepanjang Pantai Patani Barat.
Hal inilah yang kemudian dinilai oleh banyak orang di Halteng bahwa Desa Banemo identik dengan AMO.
Buah AMO atau sukun kemudian menjadi narasi identitas Banemo, sayangnya narasi tersebut justru jatuh pada sebuah lelucon atau stereotip negatif.
Artinya bahwa keberadaan orang Banemo di mana saja indentik dengan buah AMO.***