Apakah China Akan Terkena Dampak Jika Indonesia Mengunci Ekspor Minyak Sawit?

- 25 April 2022, 14:03 WIB
ILUSTRASI Pohon Sawit
ILUSTRASI Pohon Sawit /Pixabay

SUARA HALMAHERA - Kondisi dunia yang sedang diperhadapkan dengan krisis bahan bakar minyak sehingga mengakibatkan naiknya harga BBM.

Sebagian kalangan menganalisis hal itu karena akibat dari perang Rusia dan Ukraina sebagai penyebab terjadinya harga bahan bakar minyak menjadi naik.

Di Indonesia sendiri mengalami hal yang sama, yaitu naiknya bahan bakar minyak (BBM) Hingga hari ini.

Baca Juga: Oknum Yang Terlibat Dalam Kasus Minyak Goreng Akan Segera Diadili

Baca Juga: Rusia Akan Hentikan Peperangan Namun Ada Syarat, Simak Penjelasannya

Dengan situasi dan kondisi yang terjadi saat ini, pemerintah Indonesia kemudia melakukan kebijakan larangan ekspor minyak sawit.

Pengumuman larangan ekspor minyak sawit tersebut kemudian direspon Oleh China karena akan berdampak pada negara tirai bambu itu.

Tulisan ini disadur dari Pikiran Rakyat pada Artikel Berjudul: Sorot Larangan Ekspor Minyak Sawit dari Indonesia, Pakar China Akui Negaranya Terkena Dampak.

Baca Juga: Siapa Dibalik Kelangkaan Minyak Goreng? Rocky Gerung: Polisi bilang nggak ada mafia, faktanya ada

Baca Juga: Tindakan Represif Kepolisian Dalam Mengamankan Massa Aksi Ramai Diprotes Warganet

"Harga domestik untuk minyak kedelai, minyak kacang tanah dan minyak colza akan naik karena meskipun permintaan secara keseluruhan tetap normal, minyak sawit, sumber pasokan utama, menurun," kata Chen Hao, seorang orang dalam industri grosir dan eceran biji-bijian yang berbasis di Shanghai.

Diketahui dari situs perdagangan komoditas China, Beijing rutin melakukan impor 258.300 ton minyak sawit dari Indonesia dan 242.800 ton dari Malaysia pada kuartal pertama 2022, di mana masing-masing menyumbang sekitar 52 persen dan 48 persen dari total impor China

Sejak larangan yang dikeluarkan Indonesia, ketergantungan China terhadap impor minyak sawit begitu terlihat jelas.

Baca Juga: KMB Gelar Protes Turunkan Harga BBM, Demonstrasi Itu Berujung Kacau dan Beberapa Massa Aksi Ditahan Polisi

Baca Juga: Kemnaker Wajibkan Perusahaan Agar Berikan THR Kepada Kelas Pekerja/Buruh, Jika Tidak Maka Akan Didenda

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Global Times, menurut pandangan pakar, akibat dari larangan itu akan mempengaruhi China, di mana minyak kacang tanah akan menjadi bahan pokok pengganti yang dibutuhkan masyarakat.

Terlebih, di kalangan masyarakat China akan muncul lonjakan biaya dari proses proses produksi makanan, yang juga dampak dari larangan yang dikeluarkan Indonesia.

"Kesenjangan pasokan kelapa sawit pasti akan meningkatkan permintaan kacang tanah," kata Chen.

Baca Juga: Ibu Kota Negara Baru, Rocky Gerung: Indonesia akan bangkrut karena bikin mercusuar itu

Baca Juga: Kabar Buruk: Palestina Kembali Diserang Tentang Israel, Ini Sikap Kecaman Indonesia

"Otoritas terkait seperti China Grain Reserves akan melepaskan cadangan kacang tanah jika harga meroket di luar penerimaan pasar," tutur Chen menjelaskan.

Terkait larangan ekspor minyak sawit ini, seorang pakar asal China memandang keputusan itu sebagai langkah Indonesia untuk memperkuat posisi global.

"Selain mengamankan pasokan di dalam negeri, Indonesia juga bertujuan untuk memperkuat posisi globalnya sebagai pengekspor komoditas penting," ungkap Liu Zongyi, Sekretaris Jenderal Pusat Penelitian untuk Kerjasama China-Asia Selatan di Institut Studi Internasional Shanghai.*** (Khairunnisa Fauzatul A/Pikiran Rakyat).

Editor: Risman Lutfi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x