Gara-Gara Klaim Laut Natuna Utara, Kini China Harus Berhadapan Dengan Rusia dan Bagaimana Posisi Indonesia?

- 27 Maret 2022, 12:59 WIB
Ilustrasi wilayah Laut Natuna Utara. Ptobowo siagakan kapal perang di Natuna pasca China klaim wilayah Natuna Utara miliknya
Ilustrasi wilayah Laut Natuna Utara. Ptobowo siagakan kapal perang di Natuna pasca China klaim wilayah Natuna Utara miliknya /Zona Priangan.com/Pixabay/Defence-Imagery

Menurut Farhan, pemerintah Indonesia tetap bungkam dengan adanya surat tersebut karena tidak menginginkan ketegangan diplomatik dengan China yang merupakan mitra dagang terbesar negara Asia Tenggara itu.

Baca Juga: Konflik Rusia-Ukraina Semakin Meluas, Apakah Akan Terjadi Perang Nuklir?

China juga merupakan investor terbesar kedua di Indonesia.

Selain itu, Farhan juga mengatakan diplomat China keberatan dengan latihan militer antara Indonesia dan Amerika Serikat yang disebut "Garuda Shield" yang melibatkan total 4.500 personel militer dari kedua negara pada Agustus lalu.

Dalam surat itu, diplomat China menyatakan keprihatinan bahwa pelatihan kedua negara akan mempengaruhi stabilitas di kawasan itu.

Pantas saja Tiongkok berani melarang Indonesia melakukan pengeboran minyak dan gas di Laut China Selatan.

Tiongkok disebut memiliki niatan busuk untuk menguasai ASEAN dibalik penguasaan Laut China Selatan yang hingga kini terus dihalang-halangi Amerika Serikat.

Masih dilansir dari Zonajakarta.com dari The Drive, Selain hak penangkapan ikan, perairan Laut China Selata juga mencakup ladang gas alam terbesar di Indonesia yang belum dimanfaatkan.

"Ladang gas East Natuna, sumber daya strategis utama," tulis The Drive, dalam artikelnya terbitan 4 Desember 2020.

Namun langkah China yang berani melarang Indonesia mengeksplorasi LCS bak menggali kuburannya sendiri.

Halaman:

Editor: Laode Sarifin

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah