Network
SUARA HALMAHERA - Aktivitas Sesar di Laut Banda baru saja membuat gempa Bumi magnitudo 7,5 mengguncang Maluku pada 10 Januari 2023 dinihari
Sejarah mencatat, aktivitas tektonik sesar Laut Banda, Kepulauan Maluku pernah diterjang tsunami hingga 70 meter
Salah satu yang paling besar adalah tsunami Ambon tahun 1675, dimana kota terbesar di kepulauan Maluku itu luluh lantah
Baca Juga: Penyebab Gempa laut Banda Terungkap, Ahli Gempa BMKG Daryono Sebut Akibat...
tsunami Ambon akibat aktivitas Sesar Laut Banda itu, tercatat dengan jelas oleh penjelajah ternama Georg Everhard Rumphius
Dalam catatan Rumphius sebagaimana dilansir Suara Halmahera dari laman bnpb.go.id, tsunami Ambon menelan korban jiwa yang diperkirakan mencapai 2.500 orang meninggal dunia.
Musibah itu terjadi bertepatan dengan tahun baru China, dimana warga China di Ambon sedang merayakan pergantian tahun di sekitar pasar kota
Mula-mula gempa menguncang dan membuat bangunan mengakami retak dan ambruk
Baca Juga: Sebelum kasus KDRT, Venna Melinda Sempat Minta Varel Bramastha untuk Luangkan Waktu Bersamanya
Akibat guncangan tersebut dilaporkan 86 orang meninggal dunia tertimpa runtuhan bangunan
Setelah itu, malapetakan yang lebih besar terjadi, dimana gelombang besar datang dari laut menyapu Pesisir pulau Ambon, Semenanjung Hitu, Negeri Lima dan Hile.
Gelombang raksasa itu diperkirakan oleh Rumphius setinggi 40–50 toises atau sekitar 70–90 meter
Anak dan istri Rumphius juga menjadi korban dari malapetaka tersebut
Kenap Sesar Laut Banda begitu berbahaya
Sesar Laut Banda atau yang dikenal sebagi Busur Banda merupakan pertemuan antara 3 Lempeng raksasa yakni Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik
Busur ini mengelilingi kepulauan Maluku mulai dari selatan kepulauan Tanimbar, melengkung di Pulau Aru, menjulur dibagian utara Pulau Seram
Hal ini menjadikan daerah kepulauan Maluku masuk dalan Zona Megathrust merupakan daerah rawan tsunami.***
