Tren Pemilih Cenderung Sama, Indekstat: Hanya ada 7 Partai di Senayan 2024

- 6 November 2022, 22:04 WIB
llustrasi Pemilu 2024.
llustrasi Pemilu 2024. /

 

Suara Halmahera - Deputi Direktur Eksekutif Indekstat  Rikola Fedri, mengatakan bahwa tren pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang tidak menunjukkan tanda-tanda perubahan yang signifikan dibandingkan Pemilu sebelumnya.

Menurut Rikola, apabila strategi kampanye yang terstruktur dan masif dari setiap masing-masing partai tidak mengalami inovasi maupun perubahan, maka besar kemungkinan 1 tahun kedepan atau Oktober 2023 tidak akan ada perubahan signifikan terhadap elektabilitas masing-masing partai.

"Jika trend ini terus berlanjut, besar kemungkinan hanya akan ada 7 partai politik yang akan lolos ke senayan pada pemilu 2024 nanti," ucap Rikola saat konferensi pers di Jakarta, Minggu, 6 November 2022.

Baca Juga: Menuju RI 1, PDI-P Akan Umumkan Calon Presidennya Tahun Depan

Rikola mengatakan, pihaknya telah melakukan survei tentang tren elektabilitas partai politik dalam kurun waktu 1 tahun terakhir pada Oktober 2021 hingga Oktober 2022).

Hasilnya adalah mayoritas partai politik cenderung tidak ada yang mengalami perubahan tren elektoral secara signifikan.

"PDIP dalam rentang margin error, tetap stabil di angka 21-23 persen, Gerindra mengalami peningkatan elektoral dari 9,1 persen di Oktober 2021 menjadi 12,5 persen per hari ini, sementara Golkar dan PKB cenderung stabil di rentang 9,0 persen-9,9 persen," tuturnya.

Baca Juga: BLINK Harap Tenang, YG Pastikan Jisoo BLACKPINK Baik-Baik Saja.

Rikola melanjutkan untuk tren elektabilitas Partai Demokrat dalam kurun waktu 1 tahun terakhir cenderung stabil di rentang 7,1-7,5 persen dan PKS 6,0 - 7 persen.

Sementara partai yang masih dibawah ambang batas parliamentary threshold seperti Nasdem dan PPP, dalam 1 tahun terakhir cenderung masih stagnan di rentang 3,0-3,2 persen.

"PAN masih stagnan di rentang 1,8-2,1 persen sedangkan untuk partai yang pada 2019 lalu tidak lolos ke parlemen, cenderung hari ini masih memiliki trend electoral dibawah 2,0 persen," ucapnya.

Baca Juga: Kode Redeem FF: Daftar 3 Hadiah yang Paling Sering Disediakan Garena

Dalam survei ini kata Rikola, pihaknya juga mendapatkan pemilih yang sudah mantap terhadap pilihannya sebesar 69,8 persen Angka itu terbilang tinggi di situasi 1 tahun sebelum pemilu.

Survei ini dilakukan pada 10 hingga 19 Oktober 2022 dengan 1.200 responden yang dipilih secara acak. Metode yang digunakan yakni multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berdasarkan survei tersebut PDIP mendapatkan elektoral tertinggi dengan persentase 23,2 persen.

Baca Juga: Problem Migrasi TV Analog, Pemilik MNC: Yang Untung Pabrik, Yang Rugi Rakyat Kecil

Kemudian di posisi kedua Partai Gerindra dengan perolehan 12,5 persen, laluGolkar 9,9 persen disusul PKB 9,0 persen dan Demokrat 7,5 persen.

"Peta konstelasi elektoral hari ini menunjukkan bahwa jika Pemilu diadakan sekarang, PDIP akan mendapatkan suara terbanyak, 23,2 persen naik dari perolehan Pemilu 2019. Urutan kedua diperebutkan oleh Gerindra, Golkar, dan PKB," tutur Rikola

"Ketiganya berada dalam rentang margin of error, Gerindra mendapatkan elektabilitas sebesar 12,5 persen, Golkar 9,9 persen, dan PKB 9,0 persen," ujarnya.

Baca Juga: Banjir Semakin Sering di Kalimantan, Pemerintah: Tidak akan Ada Banjir di IKN 100 Tahun Mendatang

Posisi selanjutnya ada Partai Demokrat didukung 7,5 persen, PKS 7,1 persen, NasDem 3,2 persen, PPP 3,0 persen dan PAN 2,1 persen.

Sedangkan partai-partai lain hanya mendapatkan suara di bawah 2,0 persen dan masih ada 20,3 persen pemilih yang belum menentukan pilihan.***

Editor: Mohamad Rizky Djaba

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah