"Pak Anies kan memang punya kedekatan spesial kelitanya dengan NasDem ya sejauh ini selain dengan beberapa partai lain. Jadi, kalau saya pikir kalau nama Anies dan Ganjar tidak aneh ya karena secara elektabilitas juga sudah top three," terangnya.
Firman menilai, situasi akan menjadi rumit ketika NasDem ancang - ancang ingin mengusung Ganjar yang merupakan kader PDI Perjuangan. "Nah ini yang berbeda dengan pak Ganjar sebetulnya, kalau pak Ganjar bagaimana pun masihkader PDI, ini tentu harus dilihat nanti kalau PDIP itu tanpa Ganjar," terangnya.
Sedangkan, untuk nama Jendral Andika, menurutnya, diprediksi mampu menaikan elektabilitas karena dikenal banyak publik. "Pak Andika cukup populer, sebetulnya kalau kita lihat hari ini siapa figur militer yang populer di mata publik keliatannya ya Pak Andika kalau kita bandingkan dengan yang lain," terangnya.
Sedangkan Rachmat Gobel, menurutnya, bakal menarik perhatian karena merupakan kader internal yang potensial. "NasDem selama ini kekekurangan figur untuk muncul di level Nasional. Jadi, munculnya Rachmat Gobel, bagian dari dorongan kader internal ya untuk peta 2024 karena idealnya memang seharusnya partai itu mendorong kader," katanya.
Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan menerangkan, Partai Nasdem memberikan tugas kepada semua DPW Provinsi menangkap aspirasi nama - nama capres yang bisa diusulkan kepada Ketua Umum. Farhan menambahkan, beberapa nama populer memang mencuat dari usulan DPD Kota/Kabupaten di Jawa Barat pada Workshop Pemenangan Partai Nasdem Jawa Barat, di Bandung tanggal 29 Mei 2022.
Farhan mengungkapkan, ada dua nama yang mencuri perhatian yaitu Andika Perkasa dan Rachmat Gobel.
"Nama mereka muncul di tengah diskusi nama-nama populer seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dan Erick Thohir. Bahkan nama Anies Baswedan dibahas bersama data survey yg menunjukan cocktail effectnya terhadap elektalibilitas Partai Nasdem dan Parpol lainnya," katanya.***(Rian S. Putra - KUNINGANTALK)