Petani Indonesia Mayoritasnya Masih Dibawah Garis Kemiskinan

- 17 Februari 2021, 23:27 WIB
Petani memanen padi di Desa Limpok, Kecamatan Krueng Baruna Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa, 2 Februari 2021.
Petani memanen padi di Desa Limpok, Kecamatan Krueng Baruna Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa, 2 Februari 2021. /Antara Foto/Ampelsa/ANTARA FOTO

SUARA HALMAHERA - Tak bisa dipungkiri bahwa sektor pertanian Indonesia memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi.

Kontribusi pertanian tersebut memberikan dampak positif di masa pandemi.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa di hampir semua sektor tumbuh negatif justru pertanian tumbuh positif.

Diketahui, 1.75 persen memberikan kontribusi 13 persen pada PDB.

Akan tetapi pertumbuhan pertanian yang secara positif itu, tidak selaras dengan peningkatan kesejahteraan kaum tani.

Justru kaum tani mayoritasnya hidup dibawah garis kemiskinan.

"Kalau kita lihat, sumber utama rumah tangga miskin di Indonesia adalah dari kalangan petani. Ini yang menjadi PR kita bersama, bagaimana kebijakan-kebijakan sektor pertanian ke depan lebih berpihak pada para petani," ujar Kepala BPS mengutip hasil survei tingkat kemiskinan di Indonesia saat berbicara dalam Diskusi Publik INDEF, Rabu (17/2/2021). Dikutip dari m.rri.ci.id.

Adapun yang menjadi salah satu penyebab kehidupan petani adalah adanya ketidakstabilan harga.

"Satu hal yang harus diperhatikan adalah kestabilan harga produk pertanian. Kecenderungan yang terjadi selama ini, harga produk pertanian jatuh pada masa panen, sehingga pendapatan petani juga jatuh," tukas Suhariyanto.

Halaman:

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: m.rri.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x