Banjir Semakin Sering di Kalimantan, Pemerintah: Tidak akan Ada Banjir di IKN 100 Tahun Mendatang

6 November 2022, 16:52 WIB
Ilustrasi Banjir /Pixabay @hans/

Suara Halmahera - Problem banjir di setiap musim penghujan mulai menjadi permasalahan serius di berbagai daerah di Indonesia.

Tidak terkecuali daerah Provinsi Kalimantan Timur, tempat pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru, Nusantara .

Dilansir dari Pikiran-Rakyat, menanggapi hal tersebut, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto mengklaim desain Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur memungkinkan wilayah itu terhindar dari banjir selama 100 tahun mendatang.

Baca Juga: Pembangunan Nasional Tidak Merata, BPIP: IKN Bisa Jadi Solusi.

"Memang tidak ada jaminan tidak akan ada banjir tapi dengan perhitungan hidrologi dan desain yang andal maka tidak akan terjadi banjir di IKN dalam 100 tahun mendatang," kata Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda Harya Muldianto dalam temu media nasional di Banjarmasin, Sabtu, 5 November 2022.

Harya menuturkan selama ini permasalahan infrastruktur yang menyebabkan banjir di Kalimantan Timur adalah curah hujan yang tinggi hingga kondisi topografinya yang cenderung datar.

Untuk mengantisipasi terjadinya banjir, pemerintah akan membangun kolam-kolam retensi dan bendungan.

Baca Juga: Manfaat Migrasi Siaran TV Analog ke Digital, Dirjen IKP: Potensi Peningkatan PDB Signifikan!

Menurut dia, kolam retensi yang dibangun adalah SG-3, kolam retensi TR-01, dan kolam retensi TR-7 yang ketiganya bisa mereduksi banjir dan menunjang penerapan Zero Delta Q.

"Penyebab banjir selama ini di wilayah IKN antara lain curah hujan tinggi, pengaruh pasang surut air laut, bottleneck pada gorong-gorong jembatan dan jalan provinsi, serta kondisi topografi cenderung datar," katanya.

Tercatat, ada lima sungai di Kecamatan Sepaku yang mengakibatkan banjir 2 sampai 3 kali setiap tahunnya.

Baca Juga: Kominfo Bagi-bagi STB Gratis? Simak Langkah-langkahnya Berikut.

Untuk mengendalikan bencana ini, pihaknya sampai 2024 akan terus melakukan penurapan dan normalisasi sungai sepanjang 25 kilometer, serta memperlancar bottleneck di setidaknya di lima titik.

"Pengendalian banjir juga dilakukan dengan cara peninggian tanggul sungai, serta membuat bendungan," katanya.

Kegiatan dilanjutkan program jangka panjang 2024-2045 dengan membangun tampungan retensi banjir sesuai rencana induk pengendalian banji daerah aliran Sungai Sanggai.

Baca Juga: Siaran TV Analog dalam Proses Penutupan, Berikut Daftar Set Top Box Murah dan Berkualitas.

Sementara bendungan-bendungan yang dibangun untuk menangkal banjir ini seperti Bendungan Sepaku Semoi, di Kabupaten Penajam Paser Utara yang bakalan memiliki luas genangan sekitar 280 hektare, dengan tinggi 25 meter dari fondasi, panjang 450 meter.

Manfaat dari bendungan itu antara lain dapat mereduksi banjir hingga 55,26 persen, menciptakan air baku 2.500 liter per detik, hingga bisa menjadi potensi daerah wisata  baru.***

Editor: Mohamad Rizky Djaba

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler