Problem Kemacetan dan Potensi Pariwisata di Ciwidey dan Pangalengan, Ini Solusi Strategi Bupati Bandung

9 Maret 2022, 16:26 WIB
Terkait Persoalan Kemacetan, Ini Klarifikasi Bupati Bandung di Forum Pimred PRMN /PRMN

SUARA HALMAHERA - Dalam kesempatannya di forum Klarifikasi bersama Forum Pimred PRMN, Rabu 9 Maret 2022 memberikan solusi strategi Kemacetan, potensi pariwisata Ciwidey dan Pangalengan.

Dadang Supriatna mengatakan kalau dirinya telah menyusun beberapa rencana perlebaran jalan dan perbaikan.

Pembangunan jalan dan potensi pariwisata akan mendukung aktivitas masyarakat di Kabupaten Bandung.

Menurutnya, Kopo, Banjaran dan sekitarnya menjadi problem akibat dampak Tol Soroja.

”Memang sekarang ini seperti Kopo, Banjaran dan sekitarnya (terurai) dampak Tol Soroja. Biasanya Kopo Macet, tapi ada Tol Soroja bisa mengurai kemacetan,” ucap Dadang dalam acara Klarifikasi bersana Forum Pimred PRMN, Rabu 9 Maret 2022. Sebagaimana dikutip dari BAGIKAN BERITA, Rabu 9 Maret 2022.

Terkait dengan cara mengurai kemacetan di ruas jalan Banjar sampai Majalaya, Bupati Bandung Supriatna akan membangun jalan lingkar.

Persoalan lahan, Pemkab Bandung sudah melakukan pembelaan akan tetapi terkendala konstruksi.

Artikel terkait juga diterbitkan BAGIKAN BERITA dengan judul: Strategi Bupati Bandung Atasi Kemacetan dan Kembangkan Ciwidey - Pangalengan Jadi Destinasi Wisata Favorit

“Lahannya sudah dibebaskan, terkendala infrastuktur, konstruksinya. Kami kemarin sempat meminta kepada Kementerian PUPR, apakah boleh bikin jalan tol antara Katapang sampai Majalaya,” ujar Dadang.

Dia meyakini, jika jalan lingkar ini bisa dibangun, maka Banajaran tidak akan macet lagi.

Namun demikian, ada ganjalan yang dirasakan pemkab bandung. Dia mengatakan, tak bisa bermanuver di ruas jalan Banjaran-Bojongsoang karena jalan tersebut berada di bawah kewenangan provinsi.

“Cuma persoalan, yang dilematis di sini, saya jujur saja ya, mau manuver termasuk pelebaran jalan. Contoh Jalan Banjaran sampai Bojongsoang, termasuk Jalan Kopo, itu kan jalan provinsi. Kadang sempat bingung, di sini ada semacam kewenangan, tentunya kita tidak bisa wacanakan, mau audisnsi dengan gubernur belum terlaksana. Akhirnya saya datang ke Dinas Bina Marga di Provinsi Jabar, minta perhatikan bagian-bagian yang tak bisa dipisahkan ini,” ungkapnya.

Menurut dia,masyarakat tidak mau tahu jika jalan tersebut masuk dalam kewenangan bupati atau gubernur atau bahkan presiden. Yang jelas, kata Dadang, kalau ada jalan rusak yang paling disalahkan adalah bupatinya.

Untuk pelebaran jalan di beberapa ruas, Pemkab menganggarkan Rp1,3 miliar di 2022.Pelebaran Jalan akan dilakukan secara bertahap di 2022.

Contohnya, untuk jalan ke Pangalengan atau Ciwidey, akan dilakukan pelebaran jalan.

Sementara itu, untuk mengembangkan potensi pariwisata di Ciwidey dan Pangalengan, Dadang akan meminta Kementerian PUPR untuk membangun jalan tol.

”Contoh ke Pangalengan, saya lebih suka membukit jalan tol,” ungkap dia.

Menurutnya, jadi jalan tol di wilayah selatan yang dibuat bisa menghubungkan antara Ciwidey, Cidaun dan Pangalengan.

Jika ini terlaksana, maka potensi pariwisata Ciwidey dan Pangalengan akan melejit.

“Kalau seandainya saya bikin jalan bikin Jalan Tol Ciwidey, Cidaun digabung sampai Pangalengan, saya yakin, Lembang akan kalah sama Ciwidey, Lembang akan kalah sama Pangalengan. Akan terjadi pertumbuhan ekonomi di daerah Sinumbra, Santosa termasuk Cidaun,”tandas dia.

Saat ini, di Cidaun sudah ada jalan lingkar yang tembus ke Pangandaran sampai Yogyakarta.

Jika akses jalan tol ini dibuat, Dadang optimistis pertumbuhan eonomi di Ciwidey dan Pangalengan akan cepat.  

Hal ini karena akan membuat wisatawan sangat nyaman.

“Insya Allah saya sudah selesai Pra FS-nya, minggu depan akan rapat dengan Kementerian PUPR. Investor sudah pada masuk dan berebut. Saya ingin buat jalan tol,” ungkap Dadang.***(Ahmad Taofik - BAGIKAN BERITA)

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Bagikan Berita PRMN

Tags

Terkini

Terpopuler