Sri Mulyono: Awal Kudeta Partai Demokrat, Pengambilalihan Ketua Umum dari Anas ke SBY

14 Maret 2021, 20:24 WIB
Anas Urbaningrum dan SBY /Kolase dari Instagram.com/@susilobambangyudhoyono_sby dan Tangkap layar YouTube/BeritaSatu

SUARA HALMAHERA - Soal polemik internal Demokrat yang di sangkut-pautkan dengan Kudeta Partai Demokrat, Sri Mulyono angkat bicara.

Sri Mulyono yang merupakan Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia, kemudian mengaitkan dengan tindakan SBY di masa kepemimpinan Anas Urbaningrum.

Soal Kudeta Partai Demokrat, hubungannya dengan SBY dan Anas Urbaningrum diungkapkan oleh Sri Mulyono di Channel YouTube Akbar Faizal Uncensored.

Bahwa awal mula kudeta di internal partai demokrat dimulai pada 2013, dengan segala penjelasan yang panjang dia kemudian menilai bahwa hal itu dilakukan oleh SBY.

Dilansir Suara Halmahera dari PR Bekasi pada Berita: Bukan Moeldoko, Sri Mulyono: yang Bunuh Demokrasi dalam Demokrat ya Pak SBY Sendiri di 2013

Sri Mulyono kemudian mengungkapkan bahwa Anas Urbaningrum dilengserkan oleh SBY pada Februari 2013 silam dengan alasan, Anas harus fokus pada kasus hukumnya

"Nggak bisa kerja sama sekali, hingga pada 2013 awal, Februari 2013 Pak SBY melucuti kepemimpinan Anas. Jadi Ketua Umum Anas diambil alih oleh Pak SBY, Anas disuruh konsentrasi ke masalah hukumnya," kata Sri Mulyono.

Sri Mulyono saat menanggapi kisruh di Demokrat. YouTube/Akbar Faizal Uncensored

Dibeberkan oleh Sri Mulyono, pada saat anas Urbaningrum dipaksa mundur, dia belum mempunyai status hukum sebagai tersangka, hanya baru dipanggil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Inilah awal kudeta Partai Demokrat di sini ini, ini awalnya. Kenapa saya katakan kudeta? karena proses pengambilalihan ketua umum dari Anas ke SBY tidak melalui mekanisme AD/ART," ucapnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Minggu, 14 Maret 2021.

Akbar Faizal selaku pemandu dalam channel YouTube tersebut kemudian bertanya lebih lanjut, apakah maksudnya bahwa Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat ini sedang menghadapi karma.

Dia menjawab nantinya begitu, dengan menyebut kalau aksi yang dilakukan SBY adalah kudeta pertama yang terjadi di tubuh Partai Demokrat.

"Banyak lagi peristiwa-peristiwa sebelumnya, Pak SBY mengumpulkan semua ketua DPD I di Cikeas dengan tidak mengundang Anas sebagai ketua umum, ini juga ilegal dan ini arogan," ucapnya.

Sri Mulyono menilai, SBY telah memberikan contoh pada kader - kader partai untuk melakukan hal yang pernah dilakukan oleh pendahulunya.

"Karena kami diajari begini ya kita sikat saja Pak SBY hari ini, kira-kira begitulah. Seperti yang dikatakan Bang Ruhut semut saja diinjak menggigit apalagi ini tokoh-tokoh yang sudah berjuang, yang senior, otomatis begitulah kan," katanya.

Kongres - Kongres Partai Demokrat

Sri Mulyono pun mengulas sedikit peristiwa kongres di tubuh Demokrat.

Dia memaparkan pada saat Kongres Bali yang kedua pada tahun 2005 ada lima calon yang diajukan dan pada finalnya tersisa dua nama yakni Subur Budhisantoso dan Hadi Utomo, lalu Hadi Utomo keluar sebagai pemenang dengan cara yang demokratis dengan 264 suara.

Kemudian pada kongres 2010, ada tiga calon, yaitu Andi Mallarangeng, Marzuki Alie, dan Anas Urbaningrum.

Pada kongres 2010, menurut Sri Mulyono pemilihan ketua umum saat itu disebutnya berjalan sangat demokratis dan Anas Urbaningrum dinyatakan sebagai pemenang dengan cara yang juga demokratis.

Lalu di 2013, diungkapkannya, SBY mengambil alih Partai Demokrat dari Anas Urbaningrum dengan cara yang tidak demokratis dan melanggar AD/ART setelah itu dikatakannya tidak ada lagi demokrasi di Demokrat.

"Pak SBY mengangkat dirinya sendiri jadi ketum, calon tunggal, setelah itu Pak SBY mengondisikan aklamasi AHY calon tunggal, tidak ada lagi demokrasi. Jadi yang membunuh demokrasi dalam demokrat ya Pak SBY sendiri, bukan orang lain," kata Sri Mulyono.*** (M Hafni Ali Fahmi - PR Bekasi)

Editor: Achmad Sayuti Majid

Sumber: PR Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler