Emas: Emas, di sisi lain, kurang likuid dibandingkan reksadana. Untuk menjual emas, Anda perlu mencari pembeli yang bersedia membayar harga pasar saat itu. Kelemahan ini membuat emas mungkin kurang cocok untuk investor yang membutuhkan akses cepat terhadap dana mereka.
4 Biaya Investasi Reksadana vs. Emas
Reksadana: Investasi reksadana umumnya melibatkan biaya-biaya seperti biaya pembelian (front-end load), biaya penjualan kembali (back-end load), dan biaya manajemen. Biaya ini dapat mempengaruhi hasil investasi Anda. Beberapa reksadana juga memiliki biaya tahunan.
Emas: Investasi emas dapat melibatkan biaya penyimpanan jika Anda memilih untuk menyimpan fisik emas, seperti perhiasan atau batangan. Jika Anda membeli emas melalui instrumen seperti exchange-traded funds (ETF) atau sertifikat emas, Anda juga mungkin dikenakan biaya administratif atau manajemen.
5 Diversifikasi Portofolio dengan Reksadana vs. Emas
Reksadana: Reksadana dapat memberikan diversifikasi yang mudah bagi investor. Dengan berinvestasi dalam reksadana yang mencakup berbagai aset, investor dapat mengurangi risiko dan meningkatkan peluang pertumbuhan.
Emas: Emas juga dapat digunakan sebagai instrumen diversifikasi dalam portofolio. Emas cenderung bergerak berlawanan arah dengan aset keuangan tradisional seperti saham dan obligasi, sehingga dapat memberikan perlindungan terhadap fluktuasi pasar.
6 Ketersediaan Investasi Reksadana vs. Emas
Reksadana: Investasi reksadana dapat diakses dengan relatif mudah melalui lembaga keuangan atau platform investasi online. Investor dapat memilih dari berbagai jenis reksadana sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi mereka.
Emas: Emas dapat dibeli dalam berbagai bentuk, termasuk perhiasan, batangan, atau melalui instrumen pasar seperti ETF emas. Ketersediaan emas tergantung pada preferensi investor, dan instrumen pasar dapat diperdagangkan di bursa saham.
7 Pajak Investasi Reksadana vs. Emas