FBTPI Malut Sebut Pemerkosaan Terhadap Remaja Putri Di Lelilef Tak Terpisahkan Dari Relasi Industri Tambang

- 19 Oktober 2021, 16:08 WIB
FBTPI Malut Sebut Pemerkosaan Terhadap Remaja Putri Di Desa Lelilef Tak Terpisahkan Dari Relasi Industri Tambang
FBTPI Malut Sebut Pemerkosaan Terhadap Remaja Putri Di Desa Lelilef Tak Terpisahkan Dari Relasi Industri Tambang /Pixabay

SUARA HALMAHERA - Pemerkosaan dan penganiyaan yang dilakukan oleh empat pelaku terhadap seorang remaja putri berusia 17 tahun di kosan Desa Lelilef Waebulen Halmahera Tengah mengakibatkan korban meninggal dunia di RSUD Hasan Boesorie saat tengah dirawat.

Ketua Umum FBTPI - KPBI Malut, Aslan Sarifudin menegaskan bahwa kasus ini memiliki relasi dengan keberadaan industri tambang di wilayah situ.

"Kasus ini tidak terlepas relasi industri kapitalis, budaya masyarakat patriarki dan pelaku isi kepala seksis melihat perempuan selalu di nomor duakan - tidak berdaya, lemah, dll - atau perempuan adalah pemuas nafsu lelaki bajingan tak ber-nurani kemanusiaan," kata Aslan tegas kepada Suara Halmahera.

Aslan juga menambahkan bahwa Perempuan mengalami kekerasan seksual dan pemerkosaan sampai meninggal dunia sudah sering terjadi beberapa waktu lalu di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya Maluku Utara - perempuan hanya di jadikan objek kekerasan seksual.

Sehingga kasus-kasus yang terjadi di lingkar tambang seperti ini pastinya beragam kasus yang tidak hanya menimpa perempuan di lingkar tambang dan kekerasan dalam rumah tangga serta pelecehan seksual juga dialami buruh perempuan dan hak-hak maternitas buruh perempuan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park, apalagi ditengah Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) tidak disahkan DPR dan rezim negara borjuis.

Selain itu, relasi produksi industri kapitalis, perjuangan klas dan akar kekerasan terhadap perempuan - kasus pemerkosaan sampai meninggal dunia menjadi basis material hubungan masyarakat lingkar tambang. Pembacaan ini harusnya menjadi jalur keberangkatan analisa sistem ekonomi politik kapitalis, dampak terhadap kehidupan perempuan dan anak serta klas pekerja di kawasan industri nasional, seperti PT. IWIP.

Pemerintah Daerah pun mengabaikan kasus-kasus seperti ini dan lalai menyediakan pendanaan, fasilitas dan tenaga kesehatan menangani kasus kekerasan seksual - pemerkosaan yang di alami, seperti kasus di atas. 

Pertanyaannya, apa fungsi Bupati, DPRD, Dinas Kesehatan dan pihak Rumah Sakit terhadap kasus-kasus seperti ini - padahal korban yang sampai meninggal dunia adalah anak perempuan muda yang masa depan nya harus di perhatikan, dan kondisi kesehatan nya yang tragis karena di perkosa oleh empat pelaku beristri.

Ini catatan penting, Pemerintah Daerah hari ini dan ke depan perlu mengevaluasi kelemahan menangani kasus yang menimpa perempuan dan anak, sembari memberikan sosialisasi UU pelindung perempuan dan anak di kawasan industri. Bahwa kekerasan seksual dan pemerkosaan terhadap perempuan adalah musuh rakyat dan perjuangan klas pekerja melawan kekerasan seksual dan kapitalisme.***

Editor: Firmansyah Usman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah