Polemik BUMDes Sibenpopo Halmahera Tengah, Ini Penjelasan Mantan Direktur BUMDes Setelah Mengundurkan Diri

23 Mei 2022, 11:53 WIB
Polemik BUMDes Sibenpopo Halmahera Tengah, Ini Penjelasan Mantan Direktur BUMDes Setelah Mengundurkan Diri /Firmansyah Usman/Firmansyah Usman /

SUARA HALMAHERA - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sibenpopo, Patani Barat, Halmahera Tengah di tahun 2022 ini mengalami polemik yang berliku.

Mantan Direktur BUMDes Sibenpopo, Niksen Widara akhinya angkat bicara.

Pada Suara Halmahera Eks Direktur BUMDes Sibenpopo 2022 itu mengakui bahwa dirinya menduduki jabatan tersebut hanya seumur jagung.

Baca Juga: Direktur BUMDes Desa Sibenpopo Halmahera Tengah Undur Diri, Kades Diduga Tilep Anggaran Senilai Rp250 Juta

Dirinya mengakui selama menjabat sebagai Direktur, tidak memegang surat pernyataan tangung jawab dan juga tidak mendapat penyerahan Surat Keputusan (SK) pengurus BUMDes hingga Berita Acara penyerahan anggaran BUMDes.

Sementara itu, Kepala Desa meminta pada Pengurus BUMDes untuk membuat perincian anggaran yang di butuhkan agar di serahkan pada Pemerintah Desa.

Dirinya menjelaskan, bahwa berdasarkan pengalamannya mengikuti Bimbimngan Teknis (Bimtek) seharusnya anggaran BUMDes diserahkan sepenuhnya pada pengurus.

"SK saya tunggu kemudian saya tara mau permintaan yang ada saya tara mau, karena dia (Kepala Desa, red) mau torang bikin perincian," terang Niksen pada Suara Halmahera Minggu, 22 Mei 2022.

Dia kemudian juga menjelasakan, bahwa saat pertemuan dengan Kepala Desa, tidak ada pembicaraan terkait pembahasan surat pernyataan tangung jawab dan berita acara serah terima Dana BUMDes.

Pertemuan tersebut malah membahas pembangunan gendung bumdes dan pembentukan unit armada mobil BUMDes.

Setelah pertemuan tersebut, pembangunan Gedung BUMDes mulai berjalan, sekitar bulan Maret 2022.

"Saya putuskan untuk undur diri karena anggaran tidak diserahkan, bangunan sudah jalan, tidak ada pembahasan terkait pembangunan itu," ujar Niksen

Terkait pembangunan gendung BUMDes pengurus BUMDes sama sekali tidak dilibatkan dalam proses perencanaan keuangan.

Sementara itu Kepala Desa terus memberikan tekanan kepada pengurus BUMDes agar membuat permohonan rincian anggaran yang dibutuhkan, tetapi Niksen Besikukuh menolak hal tersebut.

"Hanya bahas terkait torang bikin permohonan," ucapnya.

Dia mengakui juga bahwa keberadaan Pengurus BUMDes seolah-olah tidak dianggap.

"Dorang yang tangani samua, seolah-olah tidak dipercaya," ungkapnya.

"Soal pembahasan rincian itu (pembangunan gedung), saya tara terlibat makannya saya undur diri," ungkapnya lagi.

Pada bulan Maret 2022 Niksen resmi mengundurkan diri, disampaikan langsung disaat rapat Umum Desa Sibenpopo.

"Hari ini saya minta maaf ke desa dan kepada masyarakaat desa dan juga kepada Kepala Desa. Saya anggap saya sudah merugikan desa, torang berangkat bimtek itukan pasti pake (menggunakan) uang desa, dan dengan segala kerugian itu saya minta maf," demikian Ujar Niksen mengulangi pernyataan dirinya saat rapat Umum Desa Sibenpopo.

"Hari ini saya menyatakan undur diri dari ketua BUMDes," Tegas Niksen

"Alasan pertama, saya mau cari untung untuk torang makan sama-sama, tapi ketika saya cari untung tapi kemuidan ngoni juga ada orang yang cari untung di saya, saya tara mau." 

Kepala Desa menerima permintaan undur diri dari Niksen, meskipun ada beberpa masyarakat yang mempertahanakan Niksen sebagai Direktur BUMDes.

Setelah pengunduran diri tersebut, BPMD masih menjalin komunikasi dengan dirinya.

"BPMD minta saya kirim logo dan nama BUMDes untuk didesain di dos kemasan," katanya.

Dia mengakui bahwa tidak mengirim Logo BUMDes karena menurutnya, dia sudah tidak memiliki tanggung jawab.

"Tetapi saya tidak kirim logo karena saya sudah tidak punya tanggung jawab," ungkapnya.

Saat di konfirmasai apakah dari pihak BPMD sudah mengetahui pengunduran dirinya, Niksen mengungkapkan dia sudah meberikan laporan pada beberpa orang di BPMD.

Adapun salah satu alasan yang dia sampaikan pada BPMD bahwa dirinya merasa tidak memiliki ruang gerak sebagai Direktur.

"Ruang gerak saya sempit," jelas niksen

Ada aset BUMDes berupa Mobil juga diserahkan pada pengurus dimasa jabatannya dengan keadaan yang memprihatinkan.

"Aset BUMDes sudah pincang ketika dorang serahkan, ban bocor, mesinya rusak."

Saat ini polemik BUMDes Sibenpopo menjadi buah bibir banyak orang dengan segala masalah-masalahnya.***

Editor: Firmansyah Usman

Tags

Terkini

Terpopuler