Mengenal Secara Singkat G20 (part 1); Sejarah, Tujuan, dan Anggotanya

- 14 November 2022, 14:12 WIB
KTT G20 di Bali.
KTT G20 di Bali. /Dok. G20/

Suara Halmahera - Pada 15-16 November 2022 besok, para kepala negara dari berbagai penjuru dunia akan berdatangan dan berkumpul ke Pulau Dewata, Bali, Indonesia.

Beberapa diantaranya diketahui telah tiba terlebih dahulu untuk saling "bertukar-sapa" di daerah Nusa Dua, Bali.

Di antaranya adalah kepala dua negara Adidaya yang sedang bersitegang, yaitu Xi Jinping dari Republik Rakyat Tiongkok, dan Joe Biden, Presiden Amerika Serikat.

Baca Juga: Tak Cuma Yamaha Fazzio: 3 Pilihan Skutik Retro Yamaha untuk Mahasiswa Bisa Jadi Pilihan

Selaim para kepala Negara, beberapa Lembaga Internasional dari berbagai bidang diketahui turut hadir di acara bertajuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke 17.

Namun tidak semua dari kita, terutama kaum awam yang mengetahui apa sebetulnya KTT G20 tersebut.

Menyadari hal tersebut, seperti yang dilansir dari Bank Indonesia, berikut penjelasan singkat mengenai sejarah, tujuan, dan anggota G20.

Baca Juga: KECEWA Mau Beli Honda Scoopy Tapi Slow Respon, Pembeli Beralih Ke Brand Sebelah

Saat ini, G20  dapat diartikan sebagai sebuah wadah kerja sama multilateral yang terdiri atas 19 negara dan Uni Eropa.

G20 memiliki peran sentral dalam masa depan ekonomi dunia. Hal ini karena konferensi tersebut merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global dan 80 persen PDB dunia.

Sejarah awal pembentukan G20 dimulai pada 1999 yang diinisiasi oleh para anggota G7.

Baca Juga: Tercemar EG dan DG, Berikut Daftar Terbaru Produk 5 Perusahaan Farmasi yang Ditarik BPOM

Saat itu G7 sedang mengalami kegagalan dalam mencari solusi untuk menangani masalah ekonomi yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin.

Tujuan dibentuknya G20 adalah untuk menemukan solusi krisis keuangan global pada 1997-1999 sekaligus mewujudkan pertumbuhan ekonomi dunia yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

Pada awalnya, pertemuan G20 hanya dihadiri oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral yang membahas seputar ekonomi serta keuangan.

Baca Juga: Lalai Terapkan CBOP, BPOM Berikan Sanksi Administrasi Terhadap Dua Perusahaan Farmasi Ini.

Namun pada 2010, KTT G20 dihadiri oleh kepala negara dan pembahasan dalam konferensi tersebut merambah ke sektor pembangunan.

Dari situlah pada akhirnya G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track).

Kata Sherpa merujuk dari sebutan untuk pemandu di Nepal. Ini kemudian dianalogikan dengan para Sherpa G20 yang membuka jalan menuju KTT (Summit).

Tidak hanya fokus pada kasus ekonomi dan keuangan dunia, kini G20 memiliki perhatian khusus dalam penanganan masalah perdagangan, iklim, kesehatan dan pembangunan global.

Dalam perjalanannya, G20 memiliki dampak besar bagi dunia seperti penanganan krisis keuangan global 2008; kebijakan pajak; serta kontribusi dalam menangani pandemi Covid-19.

Sebelum sampai ke Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) terdapat berbagai jenis pertemuan G20 mulai dari Kelompok Kerja, lalu Rapat Tingkat Menteri & Deputi/Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi.

Adapun anggota yang tergabung dalam G20 terdiri dari berbagai negara antara lain sebagai berikut:

  •  Afrika Selatan,
  • Amerika Serikat,
  • Arab Saudi,
  • Argentina,
  • Australia,
  • Brasil,
  • India,
  • Indonesia,
  • Inggris,
  • Italia,
  • Jepang,
  • Jerman,
  • Kanada,
  • Meksiko,
  • Republik Korea,
  • Rusia,
  • Prancis,
  • Republik Rakyat Tiongkok,
  • Turki, 
  • Uni Eropa.

Penyelenggaraan KTT G20 berlangsung satu tahun sekali. Forum ini tidak memiliki sekretariat permanen sehingga dalam proses kerjanya hanya mempunyai presidensi yang ditetapkan berdasarkan rotasi setiap anggotanya.

Pada tahun 2020 di Riyadh, Indonesia terpilih sebagai presidensi bagi acara bergengsi. Serah terima tuan rumah tersebut turut diresmikan pada 2021 silam di KTT G20 Roma. 

Sebagai pemegang mandat presidensi G20 2022, Indonesia mengusung tema yaitu “Recover Together, Recover Stronger”.

Tema tersebut memiliki tujuan untuk mengajak seluruh bangsa di dunia agar saling mendukung untuk bangkit dari pandemi Covid-19 dan ancaman krisis ekonomi.***

Editor: Mohamad Rizky Djaba

Sumber: Bank Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah