Peringati Hari Perempuan Sedunia KOHATI PB HMI Bersama KemenPPPA Adakan Webinar, RUU PKS Bagaimana Kabarnya!

- 8 Maret 2022, 20:10 WIB
KOHATI PB HMI bersama KEMENPPPA mengadakan webinar memperingati hari perempuan sedunia
KOHATI PB HMI bersama KEMENPPPA mengadakan webinar memperingati hari perempuan sedunia /Suara Halmahera.com/

SUARA HALMAHERA – Memperingati Hari Perempuan sedunia banyak para elemen masyarakat Indonesia mengungkapkan dengan berbagai macam cara, Tidak ketinggalan Korps HMI-wati (Kohati PB HMI) yang merupahkan salah satu gerakan keperempuanan di dalam tubuh HMI.

KOHATI sebagai salah satu lembaga yang ada didalam tubuh HMI mencoba menawarkan suatu pendekatan yang berbeda didalam memperingati hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Maret 2022.

Lewat suatu rangkaian konsepsi Kohati PB HMI mengadakan diskusi bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KemenPPPA) dengan tema “Lawan Tabu Perempuan Berani Bersuara” dengan harapan ingin agar adanya kesadaran pada diri perempuan yang selama ini masih terintimidasi dalam budaya patriakis.

Sebagaimana yang diusung dalam tema tersebut Kohati PB HMI bersama dengan KEMENPPPA ingin mengkampanyekan tentang pentingnya keluar dari tekanan budaya yang menekan potensi perempuan dan ingin memberikan satu bentuk edukasi bahwa perempuan bukan hanya berada didalam wilayah domestik saja.

Sebelumnya narasi tentang bagaimana seorang perempuan keluar dari sisi domestik ini telah dibahasakan oleh selebgram Gita Savitri.

Saat itu Gita Savitri mengambil satu tindakan untuk melakukan Childfre atau bebas anak yang menuai banyak kontroversi saat itu.

Saat berlangsungnya webinar tersebut
Saat berlangsungnya webinar tersebut

Sementara Aliansi Internasional Women’s Day (IDW) yang ada di yogykarta memperingati hari internasional perempuan tersebut dengan cara turun demonstrasi untuk mendesak pemerintah mengesahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS).

Aksi tuntutan tersebut disampaikan dalam bentuk orasi di Tugu Yogyakarta, Selasa 8 Maret 2022 sore. Ratusan pergerakan perempuan dari berbagai kelompok menyuarakan dengan memasang spanduk dan poster di bundaran setempat.

Hari perempuan sedunia tampaknya menjadi ajang untuk berbagai kalangan untuk mengekspersikan kekecewaanya terhadap situasi terkini di Indonesia.

Ada satu kesamaan yang menarik, kebanyakan dari narasi yang diangkat berbicara tentang persamaan hak antara perempuan dan laki-laki.

Tidak hanya berhenti disitu saja banyak pulan yang menyoroti tentang cara berfikir masyarakat Indonesia khususnya kaum ‘perempuan’ yang belum bisa keluar dari model berfikir tradisional.

Dunia telah menyaksikan perubahan yang signifikan dan pergeseran sikap dalam pemikiran perempuan dan masyarakat tentang kesetaraan dan emansipasi perempuan.

Lebih banyak perempuan di ruang rapat, kesetaraan yang lebih besar dalam hak-hak legislatif, dan peningkatan massa kritis visibilitas perempuan sebagai panutan yang mengesankan dalam setiap aspek kehidupan, orang dapat berpikir bahwa perempuan telah memperoleh kesetaraan sejati.

Fakta yang disayangkan adalah bahwa perempuan masih tidak dibayar sama dengan rekan-rekan laki-laki mereka, perempuan masih tidak hadir dalam jumlah yang sama dalam bisnis atau politik, dan secara global pendidikan perempuan, kesehatan dan kekerasan terhadap mereka lebih buruk daripada laki-laki.

Namun, sudah ada astronot wanita dan perdana menteri, gadis-gadis bisa menempuh pendidikan sampai ke universitas, wanita dapat bekerja dan memiliki keluarga, wanita memiliki pilihan nyata.

Jadi setiap tahun dunia menginspirasi wanita dan merayakan prestasi mereka.

Hari perempuan dUnia menjadi hari libur resmi di banyak negara termasuk Afghanistan, Armenia, Azerbaijan, Belarus, Burkina Faso, Kamboja, Cina , Kuba, Georgia, Guinea-Bissau, Eritrea, Kazakhstan, Kirgistan, Laos, Madagaskar , Moldova, Mongolia, Montenegro, Nepal (khusus wanita), Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Uganda, Ukraina, Uzbekistan, Vietnam dan Zambia. 

Di beberapa negara lain, hari perempuan sedunia memiliki status yang setara dengan Hari Ibu di mana anak-anak memberikan hadiah kecil kepada ibu dan nenek mereka.

Sayangnya upaya untuk memperingati hari ibu pada tahun ini banyak terhambat juga akibat masih merebaknya Pandemi Covid-19 yang hingga kini belum usai.

Dengan keterbatasan itulah Kohati PB HMI mengambil cara dengan mengadakan diskusi bersama KemenPPPA dalam rangka menjaga kestabilan sembari memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh hari ini***

Editor: Laode Sarifin

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah