KABAR TERKINI DARI WADAS! Terhitung 63 Warga Wadas Masih ditahan dan Belum Kunjung di Bebaskan

- 9 Februari 2022, 10:26 WIB
  ribuan aparat kepolisian yang mengepung Desa Wadas dan menangkap puluhan warga.
ribuan aparat kepolisian yang mengepung Desa Wadas dan menangkap puluhan warga. /Twitter @Wadas_Melawan

SUARA HALMAHERA - Wadas menyimpan duka mendalam, perjuangan mereka mempertahankan tanah Wadas dari Penambangan Batuan Andesit, ditanggapi oleh pemerintah secara zholim.

Perlakuan yang sama masih terus dihadapi oleh warga Wadas, sejak Wadas berkomitmen menolak desa mereka di jadikan lokasi pengambilan batuan andesit untuk memasok kebutuhan material dalam pembangunan Bendungan Bener, yang akan diprioritaskan untuk memenuhi pasokan Air di Bandara baru New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) Kulonprogo.

Cara-cara pemerintah untuk menanggapi penolakan warga secara Represif bukan baru pertama kali ini terjadi terhadap Wadas, setelah pada Selasa, 8 Februari 2022, Pukul 10.02 WIB Aparat Polisi bersenjata lengkap melakukan pengepungan dan penangkapan terhadap Warda di desa Wadas.

Kejadian itu adalah peristiwa yang berulang. kriminalisasi, Intimidasi dan perlakuan kekerasan fisik oleh Aparat polisi terhadap warga Wadas sudah terjadi sejak Warga Wadas Menolak desa mereka di tetapkan sebagai kawasan Penambangan Batuan andesit, 2013 lalu.

Diketahui sejak pengepungan dan penangkapan warga yang dilakukan oleh Polda Jawa Tengah pada Selasa, 8 Februari 2022, tercatat sebanyak 63 warga Wadas yang ditangkap polisi dan ditahan di Polda Jawa Tengah.

"Kami mencatat ada 63 warga Wadas yang ditangkap paksa oleh aparat dan hingga pagi ini mereka belum kunjung dibebaskan. sementara kondisi di desa Wadas sejak kemarin hingga pagi ini masih dipenuhi dengan ratusan aparat dan listrik padam sejak semalam". Dikutip dari akun Facebook @Wadas Melawan, pada Rabu, 9 Febuari 2022.

Sementara itu Solidaritas untuk Warga Wadas juga datang dari berbagai kalangan, salah satunya datang dari penulis buku, Puthut EA, yang memberi kritikan terhadap Aparat yang berperilaku represif terhadap warga, maupun memberitahu agar ada sikap was-was dari warga Indonesia, karena kejadian yang menimpa Wadas bisa terjadi ditempat yang lain.

"Kendeng dan Wadas adalah wajah kita sesungguhnya. masyarakat hidup mandiri, berdikari, tiba-tiba tanah tempat mereka bertani dijadikan tambang. Dan itu bisa terjadi pada banyak desa di Indonesia. tinggal tunggu giliran". Ungkap Puthut EA, dikutip dari akun Twitter @Puthutea, pada Rabu, 9 Februari 2022.***

Editor: Supriadi Husaen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x