Program Kampus Merdeka, Nadiem Makarim: Kita Ingin Memerdekakan Kampus dari Sekat-Sekat

- 16 Juni 2021, 12:54 WIB
   Presiden Jokowi dan Mendikbudristek tengah berdiskusi dalam acara bincang bersama dalam membahas program kampus merdeka di Istana Negara,Selasa 15 Juni 2021
 Presiden Jokowi dan Mendikbudristek tengah berdiskusi dalam acara bincang bersama dalam membahas program kampus merdeka di Istana Negara,Selasa 15 Juni 2021 /Kemensetneg/

SUARA HALMAHERA - Kementirian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), akan mempersiapkan bibit unggul negara melalui Kampus Merdeka agar dapat menahkodai bangsa di masa mendatang.

Hal ini harus dilakukan di tengah perubahan global yang sangat cepat dan tak terduga.

Olehnya terdapat sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya program Kampus Merdeka.

Kebijakan tersebut disinggung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam perbincangan mengenai Kampus Merdeka yang berlangsung di Istana Negara, sebagaimana dikutip Suara Halmahera.pikiran-rakyat.com dari Sekretariat Negara, dan YouTube Sekretariat Kabinet, Rabu 16 Juni 2021.

"Saya mau bertanya ke Mas Menteri, apa yang telah dilakukan Mas Menteri untuk mencapai visi SDM unggul melalui program Kampus Merdeka?" Tutur Presiden kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Nadiem kemudian menjelaskan, "untuk mencapai visi SDM unggul memang bukan merupakan suatu hal yang mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin, program Kampus Merdeka merupakan jawabanya bagi kebutuhan untuk mendorong pemberdayaan mahasiswa untuk dapat beradaptasi dengan situasi dan mengambil kendali atas masa depan".

Sehingga Kampus Merdeka dapat diartikan sebagai kampus yang dimerdekakan. Namun, yang menjadi pertanyaan ialah dari apa kampus-kampus yang ada ini dapat dimerdekakan, tutur Nadiem.

Nadiem menjelaskan bahwa pihaknya ingin agar kampus di Indonesia dimerdekakan dari sekat-sekat yang telah lama terbentuk.

“Kita ingin memerdekakan kampus dari sekat-sekat. Sekat antara akademia dan industri, sekat antara riset dan pembelajaran, sekat antarfakultas, dan sekat antarprodi. Kita ingin menciptakan suatu universitas, sistem perguruan tinggi, yang berkolaborasi. Gotong royong berkolaborasi tanpa adanya dinding-dinding,” ucapnya.

Untuk dapat menjalankan cita-cita tersebut, Kemendikbudristek membuat berbagai kebijakan dan insentif bagi perguruan tinggi untuk dapat mendorong perubahan.

Perubahan tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan jumlah mahasiswa yang dapat keluar dari kampus, dalam artian mempelajari segala sesuatu yang ada di luar lingkungan akademis kampus.

Seperti misalnya mendapat pembelajaran di universitas lain dan di luar negeri, mengambil pembelajaran dari proyek sosial di tengah masyarakat, mendorong kewirausahaan, hingga menjalani magang bersertifikat yang dilakukan di industri atau perusahaan nirlaba.

“Kita pun ingin dosen-dosen kita juga keluar kampus untuk mendapat pengalaman, membina mahasiswa di luar, mencari pengalaman kerja di industri dan universitas lain,” imbuhnya.

Tantangan terkait hal tersebut memang sangat berat. Namun, perubahan ini merupakan satu-satunya jalan untuk mewujudkan transformasi sistem pendidikan tinggi Indonesia untuk dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing dan mampu mengejar perubahan global.

“Bagaimana mereka belajar berkolaborasi kalau tidak belajar berkarya sebagai tim, bagaimana mau mengerti kreativitas atau kewirausahaan kalau tidak mengerjakan sesuatu di dalam dunia nyata. Kita ingin semua mahasiswa kita bisa berenang pada saat mereka keluar di lautan yang terbuka. Jangan di kolam renang terus, harus sekali-kali pergi ke laut,” tutur Nadiem.***

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Sekretariat Negara YouTube Sekretariat Kabinet


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x