Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa di wilayah Indonesia konjungsi (ijtimak) terjadi sebelum Matahari terbenam.
Pada 12 April 2021, Matahari Terbenam paling awal di Merauke (Papua) pukul 17.37.16 WIT dan paling akhir pukul 18.46.31 WIB di Sabang (Aceh) dengan tinggi hilal berkisar antara 2,62 derajat di Jayapura (Papua) sampai dengan 3,66 derajat di Tuapejat, Mentawai (Sumatera Barat).
Sementara itu, untuk waktu terbenam matahari di Cikelet adalah pukul 17.48.54 WIB dengan tinggi hilal sebesar 3⁰ 12’ 56”.
Elongasi berkisar antara 3,83 derajat di Merauke (Papua) sampai dengan 4,77 derajat di Sabang (Aceh), sementara wilayah Cikelet, Garut memiliki nilai Elongasi sebesar 4⁰ 23’ 37”.
Usia bulan berkisar antara 6,11 jam di Merauke (Papua) sampai dengan 9,26 jam di Sabang (Aceh) dengan Kecerlangan Bulan (FIB) berkisar antara 0,11 persen di Merauke (Papua) sampai dengan 0,17 persen di Sabang (Aceh).
Sementara itu, usia bulan di wilayah Cikelet, Garut adalah 8 jam 18 menit 10 detik dengan FIB sebesar 0,15 persen .
Mekanisme pengamatan/rukyat Hilal penentu awal Hijriyah oleh BMKG dengan memanfaatkan teleskop/teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.
Memasuki bulan Ramadhan 1442 H (2021 M), BMKG akan melaksanakan Rukyat Hilal pada 12 April 2021 di 26 lokasi di Indonesia, yaitu Banda Aceh; Medan; Deli Serdang; Padang; Bengkulu.
Selanjutnya, Tangerang; Jakarta; Garut, Kebumen; Yogyakarta; Malang; Denpasar; Mataram; Waingapu; Kupang; Alor; Balikpapan; Makassar; Gowa; Palu; Manado; Kendari; Ternate; Ambon; Sorong; dan Jayapura.
Untuk mengetahui hal tersebut, masyarakat luas dapat ikut melihat Hilal penentu awal Ramadhan 1442 H pada Senin sore hingga petang, 12 April 2021, secara langsung (live streaming) dengan mengakses laman BMKG https://media.bmkg.go.id/pengamatan-hilal.bmkg