Hutan Papua Dibakar Seluas Ibu Kota Korea Selatan, Seoul

- 14 Maret 2021, 15:48 WIB
Ilustrasi -Dituding Bakar Hutan Papua Sampai Ancam Masyarakat, Korindo Buka Suara.
Ilustrasi -Dituding Bakar Hutan Papua Sampai Ancam Masyarakat, Korindo Buka Suara. /Pixabay/

SUARA HALMAHERA - Belum lama ini dalam beberapa bulan terakhir muncul kehebohan di media sosial, termasuk Twitter.

Kehebohan itu berkaitan dengan hutan Papua yang dibakar.

Diduga dalang dari pembakaran Hutan Papua tersebut adalah perusahaan Korea Selatan.

Sebagaimana dikutip SUARA HALMAHERA dari cerdikindonesia.pikiran-rakyat.com, Minggu 14 Maret 2021, bahwa dari informasi yang beredar, hutan Papua yang dibakar dan telah disulap jadi areal perkebunan kelapa sawit mencapi 57.000 hektar, nyaris seperti luas Ibu Kota Korsel, Seoul.

Artikel terkait juga diterbitkan cerdikindonesia.pikiran-rakyat.com dengan judul : Lembaga Riset Ungkap Dugaan Hutan Papua Habis Karena Dibakar Perusahaan Korea, Lihat Data Titik Api

Seperti yang dilansir Cerdik Indonesia bahwa laporan tersebut pertama kali ditanyangkan lewat video BBC Indonesia.

Rilis laporan hasil investigasi BBC Indonesia tersebut bahwa ada keterlibatan perusahaan Korindo yang memilih dengan membakar areal lahan hutan.

Hasil dari pembakaran yang dilakukan Korindo tersebut yang semulanya berupa hutan yang luas kini menjadi tanah-tanah yang kosong.

Tanah-tanah kosong tersebut kemudian disulap menjadi perkebunan kelapa sawit.

Video yang viral itu menunjukkan wilayah Papua tepat di kawasan Boven Digoel dan wilayah Merauke.

Kesimpulan dari pembakaran hutan itu ditarik dari hasil penelitian yang dirancang oleh Forensik Architecture berbasis di Goldsmith University, Inggris, dengan Greenpeace.

Hasil penelitian itu juga mengungkapkan bahwa hutan Papua mulai dibakar dari rentang tahun 2011-2016.

Riset penelitian tersebut menggunakan analisis spasial dan arsitektural serta tehnik pemodelan yang merupakan metode penelitian canggih untuk mengungkapkan kebakaran hutan yang disengaja.

Selain itu, para periset ini juga menggunakan atau memanfaatkan citra satelit dan titik api dari satelit NASA.

Kemudian data yang didapatkan disandingkan dan dibandingkan untuk melihat area dan periode yang sama. 

"Kami menemukan bahwa pola, arah, dan kecepatan pergerakan api sangat cocok dengan pola, kecepatan, arah pembukaan lahan. Ini menunjukkan bahwa kebakaran dilakukan dengan sengaja," ujar peneliti senior Forensic Architecture, Samaneh Moafi, seperti yang tayang di video BBC Indonesia.

Menurut Moafi kalau kebakaran yang merupakan pembukaan lahan itu untuk kepentingan sawit itu terjadi dari luar konsesi atau karena kondisi cuaca, api pasti bergerak beda.

"Jika kebakaran terjadi dari luar sisi konsesi atau karena kondisi cuaca, maka api akan bergerak dengan arah yang berbeda. Mereka akan tersebar," kata Moafi.***(Shela Kusumaningtyas/cerdikindonesia.pikiran-rakyat.com)

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Cerdik Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah