Muhammadiyah Angkat Bicara, Banjir Kalimantan Selatan Akibat Pertambangan dan Perkebunan

- 24 Januari 2021, 10:06 WIB
Sebuah mobil terseret arus banjir di Jalan Sukamulya pada Kamis 24 Desember 2020 kemarin sore.oto tangkap layar WA Grup.
Sebuah mobil terseret arus banjir di Jalan Sukamulya pada Kamis 24 Desember 2020 kemarin sore.oto tangkap layar WA Grup. /Pikiran Rakyat/

Sambungnya, bahwa lewat data yang dirilis Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional mengungkapkan kurang lebih 3.7 juta Ha total luas lahan Provisi Kalimatan Selatan atau lebih dari 70 persen wilayah tersebut dikepunh industri ekstraktif.

JATAM juga mengungkapkan bahwa wilayah DAS terbesar berada di Balongan-Tambolang, dan sekitar 9 titik berada di Desa Lalayau, Mihu, Bata, Wonorejo, Halong, Galumbang, Sirap, Teluk Bayur, dan Dahi, wilayah-wilayah tersebut merupakan banyak titik banjir.

Baca Juga: Jokowi Masih Tidur Saat Gempa di Sulawesi Barat, Tuding Andi Arief

Prof. muhjidin Mawardi menyampaikan, bahwa deforestasi di Indonesia juga disebabkan karena adanya penyelewengan dalam implementasi tata kelola hutan.

Hal ini menurutnya karena adanya kelemahan pada penegakkan hukum di Indonesia.

Tak cukup hanya lemahnya penegakkan hukum di Indonesia dalam soal tata kelola hutan-hutan Indonesia.

Prof. Muhjidin Mawardi juga mengataka adanya sifat rakus manusia yang menyebabkan deforestasi itu terjadi.***

Halaman:

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: m.rri.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x