Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Diduga Sebagai Dalang Teror di Sigi Poso

- 30 November 2020, 10:59 WIB
Ilustrasi seruan untuk menghentikan aksi teror dan paham radikal terorisme.
Ilustrasi seruan untuk menghentikan aksi teror dan paham radikal terorisme. /MIH83/PIXABAY

Suarahalmahera – TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas (Satuan Tugas) Operasi Tinombala terus memburu kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Aksi kekerasan diluar batas kemanusiaan itu diduga dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso, pimpinan Ali Kalora.

Pernyataan itu disampaikan Komandan Korem 132/Tadulako Brigadir Jenderal (Brigjen) Farid Makruf di Palu, Minggu 29 November 2020.

“Sedang kami pelajari dengan pengintaian, kemudian lewat lain sebagainya. Kami berusaha terus mengejar mereka,” tuturnya, dikutip Suarahalmahera dari Pikiran-Rakyat.

Farid Makruf mengatakan bahwa personel TNI yang terlibat dalam Satgas Tinombala, dilengkapi pasukan mengejar, intel, dan pasukan Satgas Teritorial.

“Tugas kami adalah memperkuat pasukan Tinombala, yang saat ini dipimpin oleh bapak Kapolda dan saya sebagai wakilnya,” ujarnya.

“Sejauh ini menurut saya sinergitas TNI-Polri sangat efektif, sehingga membuat kelompok MIT Poso itu terdesak, hingga mereka merasa terancam dan melakukan jalur yang lain,” kata Farid Makruf menambahkan.

Farid pun mengimbau kepada seluruh pihak serta masyarakat, untuk bekerja sama dalam proses perburuan tersebut.

“Saya mengimbau, tolonglah masyarakat jangan lagi membantu mereka dengan menyiapkan bahan makanan, menyiapkan informasi di mana keberadaan pasukan TNI-Polri yang mengejar mereka,” tutur Farid Makruf.

Dia pun juga meminta masyarakat untuk berhenti, karena kekejaman MIT Poso bisa dilihat dan dinilai sudah sangat keterlaluan.

“Bisa dilihat bagaimana kekejaman MIT itu melakukan tindakan kekerasan, membunuh, membakar orang, merampok dan membakar rumah. Itu sangat keterlaluan,” kata Farid Makruf.

“Tadi bapak Kapolda menyampaikan bahwa masyarakat punya sel-sel, yang kalau itu ada gangguan bisa berhubungan satu sama lain,” lanjutnya.

“Inilah yang tidak dilakukan di masyarakat, entah, mungkin takut, jangan lagi ini terjadi kalau kita ingin sukses dalam operasi penangkapan,” ujarnya menambahkan.

Farid Makruf menuturkan bahwa pihaknya ingin agar kelompok Mujahidin Indonesia Timur dapat segera diatasi secara maksimal.***

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x