IWIP dan Halmahera Tengah Gencar di Promosikan pada Investor

- 28 November 2020, 09:49 WIB
tambang nikel PT. Vale. /Warta Ekonomi/Antara/Basri Marzuki
tambang nikel PT. Vale. /Warta Ekonomi/Antara/Basri Marzuki /

 

Kawasan industri strategis Nasional di Halmahera Tengah yang di kelola Indonesia Weda bay Nickel Iinfustrial Park (IWIP) gencar di promosikan pada Investor.

Halmahera Tengah diprediksi memiliki kandungan nikel hingga 9,3 juta ton dan izin kelola dimiliki oleh IWIP, di mulai tahun 2021 produksi nikel Halmahera Tengah ditargetkan mencapai 30.000 ton nikel per tahun. 

Industri nikel memang tengah naik daun saat ini, harga nikel di pasaran dunia tengah melambung tinggi.

Kebutuhan akan energi terbarukan sebagai penganti minyak fosil yang semakin habis, membuat banyak industri raksasa terjun untuk mencari alternatif pengganti minyak fosil, salah satunya adalah batu baterai.

Nikel sebagai komponen utama pembuat batu baterai menjadi semakin di butuhkan.

Indonesia sendiri sebagai penghasil nikel memiliki peluang untuk menguasai pasar nikel yang tengah booming.

Pemerintah mendesak agar industri nikel dikelola sepenuhnya oleh BUMN dari hulu sampai hilir, dari pengerukkan, pengolahan menjadi bahan jadi sampai pada pengelolaan bahan nikel menjadi bahan baru yang memiliki nilai tinggi.

Aneka Tambang Tbk (Antam) selaku otoritas plat merah yang mengurus pertambangan, mencoba melakukan pengkajian tentang potensi penambahan investasi di Kawasan Vital Nasional salah satunya di Halmahera Tengah ini.

Saat ini Antam tengah mengusahakan kepemilikan sahamnya di Weda Bay Nikel sebesar 40 % dengan membeli sebagian saham milik Tsingshan Holding Group. Sebagai bentuk dari hilirisasi industri nikel tanah air.

Demi merealisasi hal tersebut, pemerintah kemudian merintis sebuah perusahaan patungan, yang bergerak di bidang industri batu Baterai.

Untuk membiayai proyek ini, BUMN di bidang energi kemudian bersinergi: Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (Antam) juga mengait Mitra Luar Negeri.

Badan perusahaan yang bergerak di bidang produksi batu baterai ini digadang-gadang bernama Indonesia Battery Holding (IBH).

IBH akan menjadi salah satu perusahaan raksasa produksi batu baterai terbesar di Asia Tenggara.

Tak tanggung-tanggung anggaran yang di gelontorkan mencapai angka Rp180 triliun.

Sejauh ini, telah ada 2 perusahaan besar produsen batu baterai dari Korea Selatan dan China yang memberi sinyal untuk berinvestasi di IWIP.

Masing-masing dari mereka adalah: Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd dari Korea Selatan, memberikan isyarat akan bergabung dalam proyek investasi bernilai Rp296 triliun.

Selain itu, pemerintah juga tengah melobi perusahaan Hyundai Motor Company, untuk investasi di bidang industri batu baterai tanah air.***

Editor: Achmad Sayuti Majid


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah