Ternyata Ini Toh Penyebabnya Indonesia Batal Beli Su-35 Dari Rusia, Lagi-lagi Campur Tangan AS

16 Mei 2022, 18:25 WIB
F-35 AS /Zona Jakarta.com/Eurasian Times

SUARA HALMAHERA – Jauh sebelum Indonesia memilih untuk F-15 Ex dari Amerika Serikat dan meninggalkan pembelian Su-35 milik Rusia.

Indonesia dikabarkan pernah mempertimbangkan untuk melakukan pembelian terhadap F-35 AS untuk jadi calon armada tempurnya.

Bahkan Indonesia sempat di iming-imingi jet tempur F-35 oleh AS sendiri yang saat itu Indonesia belum secara resmi meninggalkan Su-35 dari Rusia.

Bahkan setelah adanya keputusan deal antara Indonesia dengan Rusia tentang jet tempur Su-35 yang cara pembayarannya lewat system imbal dagang antara Indonesia dengan Rusia. Amerika Serikat langsung mengambil langkah tegas dengan cara membisi Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto agar tertarik untuk membeli F-35 dari AS.

Peristiwa tersebut terjadi saat Menhan Indonesia yakni Prabowo Subianto mengunjungi Washington pada 15 Oktober 2022 lalu.Hal ini terjadi saat Menhan Prabowo Subianto mengunjungi Washington pada 15 Oktober 2020 lalu.

Baca Juga: Presiden Jokowi Temui Elon Musk di Kantor SpaceX, Elon Musk Kembali Curi Perhatian Publik Akibat Kenakan Kaos

Lebih lanjut lagi bahwa Menhan Prabowo Subianto sempat diberi tahu tentang daftar tunggu F-35 dari AS dalam kunjungannya tersebut.

Kebenaran hal tersebut seperti juga dikutip oleh Zona Jakarta.com dari Defense World, yakni saat Menhan Indonesia diberitahu kalau Indonesia ingin memiliki F-35, maka Indonesia harus menunggu Sembilan tahun dalam daftar tunggu pembelian jet tempur tersebut.

Artikel yang sama sebelumnya pernah terbit dengan judul : Rusia Sudah Paham, Pantas AS Jegal Indonesia Beli F-35 Buatannya, Amerika Rupanya Takut NKRI Tau Rahasia Ini

Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Sakti Wahyu Trenggono saat itu mengatakan bahwa Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo mulai menargetkan jet tempur F-35 buatan AS.

Karena adanya daftar tunggu pembelian F-35 itulah, AS lalu menawarkan pesawat tempur generasi 4,5 seperti F-16 ataupun yang setara.

Indonesia yang akhirnya harus rela meninggalkan kontrak Su-35 Rusia, berakhir gigit jari tak mendapatkan F-35.

Namun, pada 10 Februari 2022 lalu, Indonesia berhasil mengaktifkan 6 dari 42 kontrak pembelian jet tempur Rafale dan diizinkan AS untuk membeli F-15 EX.

Padahal, dikutip Zonajakarta.com dari artikel terbitan Military Watch Magazine pada November 2020 lalu, dalam sebuah artikel berjudul Lima Potensi Klien Baru Untuk Pesawat Tempur Siluman F-35 Amerika: Dari Qatar hingga Taiwan, Indonesia ternyata termasuk salah satu negara di dalamnya.

"Indonesia bisa menjadi klien kedua F-35 di Asia Tenggara setelah Singapura, menyusul tekanan Barat yang cukup besar terhadap negara tersebut termasuk ancaman sanksi ekonomi untuk membatalkan kontraknya untuk mengakuisisi 11 pesawat tempur Su-35 dari Rusia.

Baca Juga: Pertempuran Rusia-Ukraina Semakin Sengit, Sekjend NATO Jens Stoltenberg Prediksi Rusia Bakal Alami Kekalahan

Indonesia saat ini mengoperasikan pesawat tempur F-16, F-50, Su-27 dan Su-30, tetapi menawarkan F-35 yang dikombinasikan dengan ancaman sanksi ekonomi dan tekanan diplomatik dapat menekan negara tersebut untuk beralih ke angkatan udara Barat sepenuhnya - menggantikan merencanakan Su-35 dan dua kelas tempur Rusia yang lebih tua dengan jet siluman Amerika.

Pembelian semacam itu akan terjadi setelah Australia dan Singapura memperoleh jet F-35 pertama mereka, dan akan meningkatkan interoperabilitas dengan armada udara tetangga serta dengan Angkatan Udara AS.

Namun, itu akan merusak independensi Angkatan Udara Indonesia, mengingat F-35 yang dibelinya kemungkinan akan diturunkan dibandingkan dengan tetangganya yang memiliki hubungan lebih dekat dengan AS.

Ada pula fakta bahwa Washington sebelumnya menghentikan aliran cadangan suku cadang untuk memastikan bahwa armada F-16 Indonesia tidak dapat dioperasikan pada saat ketegangan tinggi dengan Australia pada 1990-an.

Pergeseran dari armada yang beragam yang mencakup desain Barat dan Rusia kemungkinan akan menjadi perdebatan sengit di Indonesia.

Banyak yang menduga kegagalan Indonesia membeli jet tempur F-35 adalah karena ditakutkan akan menyaingi Singapura, sekutu kuat Amerika Serikat yang lebih dulu membeli F-35.

Baca Juga: Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Jawab Dengan Tegas Soal Isu Penggunaan JIS Untuk Reuni 212 Nanti

Dilansir dari Zonajakarta.com dari artikel terbitan Sohu.com, Dari segi performa stand-alone, yang paling difavoritkan TNI AU adalah pesawat tempur siluman F-35 dari Lockheed Martin.

"Karena Angkatan Udara Singapura telah bertekad untuk membeli pesawat tempur siluman F-35B, maka Angkatan Udara Indonesia tidak mungkin membeli pesawat jenis ini pada tahap ini," tulis Suho.com.

Adapula yang menduga jika Indonesia tak jadi beli F-35 karena ditawari iming-iming menggiurkan oleh Amerika Serikat.

Hal ini seperti dikutip Zonajakarta.com dari media Korea Selatan, Yna.co.kr yang dalam artikel terbitan 12 Februari 2022 lalu menyebut alasan kenapa Indonesia meninggalkan F-35.

Rupanya ada udang di balik batu yang menyebabkan Indonesia batal beli F-35 AS.

"Para ahli pertahanan percaya bahwa jika Indonesia mengontrak untuk mengimpor F-15 lama alih-alih F-35, ini mungkin karena AS telah menawarkan insentif yang signifikan seperti transfer teknologi," tulis Yna.co.kr dalam artikelnya.

Tapi hal berbeda justru diungkap oleh media Rusia.

Dalam sebuah artikel terbitan 18 April 2022, media Rusia Ferra.ru mengungkap alasan kenapa jet tempur Rafale Prancis lebih laris manis ketimbang F-35.

Baca Juga: Undangan Terbuka: Aliansi Persatuan Buruh, Rakyat dan Pemuda Weda Halmahera Tengah Gelar Panggung Rakyat

Salah satu alasannya adalah karena Prancis tak tebang pilih dalam menjajakan jet tempur.

"Jika Prancis menjual pesawat tempur Rafale-nya ke negara bagian mana pun, maka Amerika Serikat - hanya kepada segelintir orang terpilih.

Faktanya adalah bahwa Amerika takut bahwa negara-negara yang 'tidak pantas' akan mengetahui rahasia produksi F-35.

Selain itu, F-35 tidak bisa disebut sebagai pesawat yang membutuhkan sedikit biaya untuk perawatan dan pengoperasiannya," tulis Ferra.ru.

Wajar saja Amerika Serikat ketakutan, bahkan di proyek jet tempur KF-21 Boramae yang dikerjakan Indonesia dan Korea Selatan saja, AS berusaha mati-matian untuk menjegal NKRI dari mengakses teknologi inti KF-21 Boramae.

Alasannya sama, AS takut jika Indonesia pada akhirnya bisa swasembada membuat jet tempur canggih secara mandiri*** (Zulaika Rizkia/Zona Jakarta.com)

Editor: Laode Sarifin

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler