Penyerangan Mabes Polri, Disebut Pengamat Terorisme Nasir Abbas Sebagai Aksi Balasan

31 Maret 2021, 21:25 WIB
Ilustrasi. Seorang terduga teroris ditembak di lingkungan Mabes Polri. /Antara Foto/Arnas Prada/ANTARA FOTO

SUARA HALMAHERA - Pengamat Terorisme Nasir Abbas menduga aksi penyerangan Mabes Polri pada Rabu, 31 Maret, adalah aksi balasan yang dilakukan oleh jaringan yang sama.

Pasalnya menurut Nasir Abbas, bahwa motifnya masih sama seperti aksi bom bunuh diri di Makassar.

Penyerang itu dilakukan oleh pelaku, kata Nasir Abbas, adalah tindakan balasan atas penangkapan anggota-anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Nasir Abbas menambahkan, bahwa teror yang terjadi itu rupanya memiliki pola yang sama seperti yang terjadi di Surabaya pada 2018 oleh jaringan JAD.

"Hari pertama gereja dan hari kedua Polresta (kantor polisi)," ucap Nasir saat dihubungi, Rabu sore. Para pelakunya pun masih punya hubungan keluarga, dikutip dari Pikiran Rakyat, Rabu 31 Maret 2021.

Artikel terkait juga diterbitkan Pikiran Rakyat dengan judul : Modus Serupa Teror Surabaya, Pelaku Serangan Mabes Polri Diduga Masih Jaringan JAD

Terlihat dalam rekaman yang beredar luas, bahwa sosok pelaku penyerang Mabes Polri seperti perempuan.

Nasir Abbas mengatakan, pelibatan perempuan sebagai pelaku terkait doktrin atau keyakinan JAD adalah fardhu ain.

"Lelaki dan wanita angkat senjata," ucap Nasir Abbas.

Menurutnya, bahwa pernikahan yang dilakukan dalam JAD bertujuan sebagai bagian operasi bom bunuh diri.

Jadi tak heran, bahwa aksi bom bunuh diri terjadi justru melibatkan pasangan suami-istri.

Begitu juga dengan serangan bersenjata, dengan menikah, sang istri diantar suaminya untuk melakukan penyerangan bersenjata pada target tertentu.

Sehingga hal demikian, mungkin terjadi dalam peristiwa penyerangan di Mabes Polri.

Terkait dengan teror yang beruntun saat ini, pengamat teroris Nasir Abbas meminta kepada masyarakat agar jangan takut.

Nasir Abbas pun mengimbau polisi agar mengimbau untuk meningkatkan keamanan.***(Bambang Arifianto/Pikiran Rakyat)

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler