Tirto Adhi Soerjo Tak Hanya Mendirikan Surat Kabar Pertama Medan Prijaji, Ia Pelopor Pers Perempuan Indonesia

2 Februari 2021, 09:28 WIB
Tirto Adhi Soerjo, Bapak Pers Indonesia pendiri koran Medan Prijaji yang dikelola Bumiputra pertama. /Ken Supriyono/Serang News/

SUARA HALMAHERA - Tirto Adhi Soerjo tak hanya mendirikan surat kabar nasional pertama 'Medan Prijaji.'

Tirto Adhi Soerjo pun mendirikan surat kabar perempuan yang diberi nama 'Poetri Hindia,' yang menggunakan bahasa Melayu.

Hal inilah yang membuat Tirto Adhi Soerjo dijuluki sebagai bapak pers Indonesia.

Surat kabar Poetri Hindia didirikan Tirto Adhi Soerjo pada tahun 1908 di Betawi, sekarang Jakarta.

Poetri Hindia tersebut terbit dalam dua Minggu sekali dengan jargon "Surat Kabar dan Advertentie Boeat Poetri Hindia.

Dalam pendirian surat kabar khusus perempuan itu, Tirto Adhi Soerjo tak sendirian, ia bersama Bupati Karanganyar RTA Tirtokoesoemo

Sebelum ada Poetri Hindia, surat kabar pribumi pertama yang memberi ruang untuk wanita adalah Soenda Berita.

Selain itu juga ada surat kabar yang diperuntukkan untuk pembaca wanita, yakni ; Insulinde, terbit di Batavia 1902.

"Namun karena berbahasa Belanda dan diterbitkan bukan oleh Bumiputera, ia dianggap bacaan elit, bukan bagi wanita pribumi," tulis M Rodhi As’ad. Dikutip SUARA HALMAHERA dari Serangnews.Pikiran-rakyat.com, Selasa 2 Februari 2021.

Artikel terkait juga diterbitkan Serangnews.Pikiran-rakyat.com dengan judul : Tirto Adhi Soerjo Pelopor Pers Perempuan Indonesia Bernama Poetri Hindia

Surat kabar yang bernama Soenda Berita tak hanya untuk pembaca perempuan, tapi juga menerbitkan tulisan para wanita.

Diketahui, bahwa para penulisnya tak hanya dari Jawa dan Madura, juga dari Sumatera dan Sulawesi.

Para wanita yang menulis di surat kabar tersebut, kebanyakan menulis tentang resep kue, tips merawat bayi, primbon, jamu-jamuan dan sebagainya.

Untuk Poetri Hindia masa itu dalam sangat mengemban tugas mulia buat kaum wanita, dikelola wanita dan untuk wanita.

Hal ini tercatat dalam susunan redaksi Poetri Hindia pada edisi 15 Januari 1910 yang diisi oleh para wanita terpandang di masanya.

Surat kabar Poetri Hindia pada masa itu dianggap sangat istimewa yang berbeda dengan koran-koran umum lainnya, hal itu tercermin dalam rubriknya.

Dalam rubrik Poetri Hindia terdapat rubrik cerita pendek, hikayat, perempuan Hindia, pemeliharaan anak, perawatan kecantikan dan hiburan, hingga pelajaran bagaimana istri melayani suaminya.

Tercatat, seorang koresponden Poetri Hindia Raden Ajoe Soetanandika, tulisannya memenuhi hampir semua halaman yang mengulas bagaimana membikin kain batik, kemben dan hiasan.

Bahkan yang sangat istimewa, Poetri Hindia menggunakan bahasa lingus Franca, bahasa bangsa-bangsa terperintah.

Memang para penulisnya diperbolehkan mengirim berita dengan bahasa asing dan akan diterjemahkan redaksi ke bahasa Melayu.

Namun, Poetri Hindia kemudian mati dikarenakan Tirto Adhi Soerjo pemilik media perempuan itu, diproses ke meja hijau karena tulisan-tulisannya yang kerapkali menyerang pejabat-pejabat kolonial dan pejabat pribumi.

Tirto Adhi Soerjo pun di asingkan ke wailayah yang jauh yakni Maluku.

Surat Kabar Poetri Hindia, Medan Prijaji pun berhenti, Tirto Adhi Soerjo wafat pada 7 Desember 1918.***(Kiki-Serangnews.Pikiran-rakyat.com)

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Serang News PRMN

Tags

Terkini

Terpopuler