Peringati HARLAH Gus Dur di Ternate, Tokoh Agama diundang Merespon Persoalan Pencemaran Lingkungan di Sagea

- 5 September 2023, 19:43 WIB
3 tokoh agama / Risman Lutfi
3 tokoh agama / Risman Lutfi /

SUARA HALMAHERA - Agenda Dialog Peringati hari lahir Gus Dur Yang dimediasi oleh GUSDURian Ternate bekerja sama dengan FNKSDA Ternate dan PMII cabang Babullah di Kampus IAIN Ternate pada Selasa, 5 September 2023.

Dialog yang diselenggarakan kawan-kawan anak muda Nahdliyyin kota Ternate itu menghadirkan beberapa pemuka agama untuk merespon persoalan pencemaran lingkungan yang ada di desa sagea, kabupaten Halmahera Tengah, provinsi Maluku Utara.

Seluruh tokoh agama diundang sebagai pembicara dalam dialog persoalan lingkungan di Maluku Utara, khususnya yang terjadi di Sagea saat ini. Namun yang bisa menghadiri ada tiga tokoh agama, yaitu Islam dari NU Maluku Utara, agama Buddha dan agama Hindu.

Baca Juga: Jadwal Live Streaming China Open 2023 di iNews TV 5 September 2023, Wakil Indonesia Bertarung hari ini

Baca Juga: 7 Lawan Berat Indonesia di China Open 2023 Sektor Tunggal Putri

Dr. Jisman Majid M.pd, Perwakilan NU Maluku Utara menyampaikan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi dari dulu hingga sekarang itu karena tidak adanya kesadaran terhadap lingkungan.

"Penyebab utama dari kerusakan desa sagea adalah kurangnya kesadaran manusia terhadap lingkungan," Ucap Jisman Majid.

"Secara umum, masyarakat sudah tahu bahwa Kerusakan lingkungan yang ada di sagea merupakan dampak dari perusahaan," Lanjutnya.

Baca Juga: 7 Tim yang Jadi Ancaman Indonesia di China Open 2023, untuk Ganda Putri

Baca Juga: 7 Tim ini Bisa Bikin Indonesia Ketar-ketir di China Open 2023 Sektor Ganda Putra, Malaysia Jadi Sorotan

Suasana dialog sedang berlangsung
Suasana dialog sedang berlangsung

Ia juga menjelaskan bahwa Kehadiran perusahaan yang ada di Halmahera Tengah itu ada dampak positif dan negatif, sehingga diperlukan untuk mengkaji lebih dalam.

"Dampak baiknya dapat membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat, tapi ada juga dampak buruknya yaitu kerusakan lingkungan atau alam," Ucap Jasmin.

Sementara Pemuka agama Hindu, bapak wayan menyampaikan bahwa kesalahan yang paling terbesar itu jika kesalahan itu terjadi tapi orang-orang yang sadar dan benar hanya berdiam diri.

Baca Juga: 7 Lawan Indonesia Terberat di China Open 2023 Sektor Tunggal Putra, Musuh Anthony Ginting Cukup Berat

Baca Juga: Jadwal Live Streaming China Open 2023, Klik Link Berikut ini untuk Nonton Gratis

"Kalahnya kebenaran itu karena diamnya orang-orang yang benar," Ucapnya.

Ia juga melanjutkan bahwa ada tiga hubungan harmonis yang diajarkan dalam agama Hindu, hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam.

"Kerusakan lingkungan juga saya tidak suka, bumi ini milik kita", Ucap tokoh agama Hindu itu.

Sementara Pemuka agama Buddha pak Gunawan merefleksikan sedikit tentang seorang sosok presiden yang harmonis dan membela orang-orang minoritas.

"Gus Dur adalah bapak bangsa, presiden yang satu-satunya merangkul semua agama," Ucapnya.

"Gus Dur ini bukan hanya milik NU dan umat muslim, tapi Gus Dur itu milik seluruh rakyat Indonesia," Lanjutnya.

Selain itu, tokoh agama Buddha menyampaikan bahwa persoalan kerusakan lingkungan akibat dari pemerintah yang mengijinkan eksplorasi industri.

Baca Juga: LIVE SCORE: Persija 1 - 1 Persib, David da Silva Selamatkan Muka pangeran Biru

Baca Juga: Statistik Victor Igbonevo, Pemain yang Jadi Sorotan Saat Gol Perdana Persija vs Persib  

"Kerusakan lingkungan yang ada di daerah merupakan kebijakan pemerintah pusat yang diamini oleh pemerintah daerah," kata Gunawan, tokoh agama Buddha.

Sementara koordinator GUSDURian Ternate, Suwarno Djabar kepada Tim Suara Halmahera mengatakan bahwa agenda ini ada sebuah protes untuk merespon persoalan isu-isu yang terjadi di kawasan lingkungan tambang.

"Memperingati harlah Gus Dur kali ini GUSDURian Ternate bekerja sama dengan FNKSDA Ternate dan PMII Cabang Baabullah Ternate untuk mengangkat isu-isu yang berkembang masif saat ini terkait dengan pencemaran lingkungan akibat aktivitas pertambangan," Ucap Suwarno.

"Karena bagi saya aktivitas pertambangan yang merusak lingkungan berdampak buruk bagi masyarakat sekitar serta mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Olehnya penting bagi pemuka/tokoh agama mengeluarkan pandangan tentang peristiwa yang terjadi di Sagea, Halmahera Tengah," tutup Suwarno.***

Editor: Risman Lutfi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x