Namun, pengkhianatan yang sebenarnya dimulai ketika Portugis merancang sebuah trik licik pada tahun 1570. Diogo Lopez de Mesquita, seorang pejabat Portugis, mengirimkan undangan damai kepada Sultan. Ia mengundang Sultan ke Benteng Kastela dengan dalih ingin meredakan ketegangan antara kedua belah pihak.
Sultan menerima undangan tersebut dengan keyakinan bahwa kesepakatan damai dapat dicapai melalui dialog. Namun, sesampainya di dalam benteng Kastela, ia menemukan kenyataan yang sangat berbeda.
Saat Sultan tiba Benteng Kastela sehabis bakda magrib, pasukan penagawal sultan dilarang masuk, dengan alas an Pemimpin ternate itu akan bernegosiasi dengan Gubenur Portugis di kamar pribadi, akhirnya sultan masuk tanpa pengawal
Martin Alfonso Pimenta, yang sebelumya telah mengatur siasat dengan Mesquita, menjalankan aksi keji meraka. Pimenta tiba-tiba menyerang Sultan Khairun dari belakang, dengan upaya untuk membunuhnya.
Sontak Sultan Khairun gugur ditangan Pimenta, di beteng Benteng Kastela, masyarakat Ternate mendapat salah satu penghiatan terbesar dalam sejarah.***