SEJARAH MALUKU: BAJAK LAUT GAMRANGE

- 14 Mei 2023, 21:33 WIB
Sejarah Maluku
Sejarah Maluku /Tangkapan layar /

            Sumber dari abad XVII mengatakan bahwa pada 1662 orang Tobelo masih berdiam diri jauh dari pantai, hal ini disebabkan karena mereka sering diserang oleh bajak laut Gamrange dan Raja Ampat yang terkenal kejam di wilayah timur nusantara dari abad 16, 17 dan 18.         

            Dan para bajak laut ini memiliki luas wilayah operasi sepanjang laut Maluku dan sekitarnya, Tobelo, Morotai, Manado, Bitung, Selayar, Makassar, Bali dan Jawa Timur.          

             Dimasa pemberontakan Nuku. Pangeran muda Tidore itu sangat membutuhkan bantuan dari pihak Gamrange dan wilayah kekuasaan Tidore lainya, yakni Raja Ampat dan Seram.            

             Nuku sendiri sangat paham dengan krakter orang Gamrange yang sudah sejak dulu menjadi bajak laut atau penjarah terhebat di wilayah timur, maka kekuatan Gamrange sangat dibutuhkan. Setelah ia berhasil memobilisasi Gamrange, Raja Ampat, Seram.    

             Nuku kemudian mengajak orang-orang Halmahera Utara, yang waktu itu dikenal dengan istilah Gamkonora (Tobelo, Tobaru, Galela) untuk menjadi aliansi Nuku.            

             Di masa itu, sejumlah orang Gamrange dan aliansi mereka dari Seram datang ke wilayah Halmahera Utara, mereka melakukan pertukaran secara simbolis dengan orang Kao dan Tobelo-tai, kemudian pemimpin Gamrange dan Seram memberikan dua ekor merpati, sebilah pedang dan sebuah lembing kepada putri Kapitan Laut Tobelo Afir.         

             Setelah pertukaran hadiah, 40 kora-kora disiapkan untuk melakukan ekspedisi bajak laut atau penjarahan ke Manado. Setelah melakukan penjarahan di Manado, mereka pun bersama orang-orang Tobelo-Galela melakukan penjarahan di wilayah Gane.            

             Di tahun 1792 dilaporkan bahwa sebuah persekutuan baru telah dibuat antara orang Gamrange dengan Tobelo. Dan sejak itulah bersama orang Gamrange mereka terus melakukan penjarahan. Di laporkan oleh Belanda bahwa aksi-aksi bajak laut Tobelo di Wilayah Timur abad 19, tidak hanya terdapat orang Galela, tetapi orang Weda, Patani, Maba, pun terlibat (Lapian, 2009).           

              Setelah Nuku berhasil merebut kembali kerajaannya dan ia kemudian menjadi Sultan. Tobelo-Galela mulai menjadi terkenal dengan aktivitas bajak lautnya atau penjarahannya. Tapi bukan berarti di masa pasca Nuku, Gamrange tak lagi melakukan penjarahan.         

              Kegiatan yang dibenarkan secara sosial itu masih saja terus dilakukan. Ada dua hal utama mengapa orang Gamrange menjadi bajak laut. Pertama ; ketika mereka berhasil menjarah daerah-daerah di Maluku, Sulawesi, Timor (Flores), Makassar, Bali, Jawa, dan jika mendapat barang berharga seperti kramik Cina, kain sutra atau mendapatkan banyak orang yang ditangkap, maka hal itu akan mengangkat status sosial mereka, tradisi ini juga berkaitan erat dengan hal mistis yang sangat mereka percayai.

Halaman:

Editor: Firmansyah Usman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x