SEJARAH MALUKU: BAJAK LAUT GAMRANGE

- 14 Mei 2023, 21:33 WIB
Sejarah Maluku
Sejarah Maluku /Tangkapan layar /

             Sekitar 50-60 pedagang dan nelayan Ambon tertangkap dan ditukarkan di Seram Timur dengan harga 38-40 rix dollar per orang. Karena merasa dirugikan oleh ulah bajak laut Gamrange, pihak VOC Belanda selalu menegur kerajaan Tidore, menegaskan untuk segera mengamankan wilayah Gamrange sebagai vassal Tidore dari para bajak laut, tetapi sultan Tidore waktu itu hanya mengiyakan tak pernah melaksanakan perintah VOC Belanda. Tentunya pihak kerajaan tak mau kehilangan kesetian dari orang Gamrange.          

            Akhirnya kerajaan Tidore diancam VOC Belanda, karena posisi yang sangat dilematis, kerajaan Tidore mengirim ekspedisi penghukuman ke Gamrange menumpas beberapa kelompok bajak laut Gamrange.

             Tidak terima dengan perlakuan yang dilakukan, maka bajak laut Gamrange melakukan serangan balasan dengan menjarah dan membakar pos-pos perdagangan serta membunuh penduduk yang mendukung VOC Belanda. Kemudian bajak laut Gamrange menyatakan sikap untuk tidak mau membayar upeti kepada kerajaan Tidore.           

             Menurut orang Belanda dalam catatannya, bahwa sepanjang abad 16, 17, dan 18 bajak laut Gamrange adalah bajingan terhebat di wilayah timur, mereka benar-benar ditakuti oleh masyarakat Maluku, Sulawesi, dan Jawa Timur serta menjadi ancam bagi VOC Belanda.

Orang Tobelo Mewarisi Bajak Laut Dari Orang Gamrange:

            Tak bisa dipungkiri lagi bahwa kemunculan bajak laut Tobelo yang ditulis oleh A.B Lapian dan Adnan Amal masih berumur muda, munculnya aktivitas pembajakan yang dilakukan bajak laut Tobelo diketahui pada akhir abad 18 dan eksis serta hilang pada abad 19.         

            Benar bahwa bajak laut tobelo sangat terkenal dan meresahkan dua kerajaan Ternate-Tidore serta sekutu mereka Belanda.   

Tapi dari manakah orang Tobelo mewarisi bajak laut?          

            Di masa pemberontakan Nuku, orang Tobelo menurut A.B Lapian, belum bisa dikatakan sebagai bajak laut dalam arti sesungguhnya.          

            Orang Tobelo hanya menjadi pengikut Pangeran Nuku yang sedang melakukan perlawanan terhadap Tidore dan VOC, perlawanan orang Tobelo sebagai pengikut Nuku dilakukan secara bersama-sama dengan suku bangsa lain yakini, Gamrange (Weda, Patani dan Maba) dan Raja Ampat. Baru pada masa pasca Nuku orang Tobelo melakukan perjalanan laut untuk kepentingan sendiri.          

Halaman:

Editor: Firmansyah Usman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x