SUARA HALMAHERA - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Untuk Kemanusian (FPUK) Malut, Sabtu 23 Oktober 2021 kemarin dibubarkan secara tidak manusiawi oleh sejumlah Pejabat Pemda Halteng dengan menggunakan otot.
Penggalangan dana untuk aksi kemanusiaan terkait kasus pembunuh di Gwon Li dan pemerkosaan terhadap remaja putri beberapa waktu lalu oleh FPUK Malut justru ditanggapi dengan tindakan premanisme oleh beberapa Pejabat Pemda Halteng.
Aksi premanisme yang dilakukan oleh sejumlah Pejabat Pemda Halteng itu terjadi di wilayah Desa Vidi Jaya tak jauh dari lokasi Gor yang tengah digunakan Pemda.
Koordinator FPUK Malut, Awan Malaka kepada Suara Halmahera mengatakan bahwa mahasiswa yang menggelar penggalangan dana itu mengganggu acara yang tengah dilakukan di lokasi Gor.
"Beberapa Pejabat Pemda Halteng itu mengatakan bahwa kalian menganggu jalannya Open Turnamen Bola Voli Bupati Cup I," kata Koordinator, Awan Malaka.
Padahal sebelumnya, lanjut Awan, bahwa dua kawan mahasiswa kami sudah melakukan negosiasi dengan pihak keamanan.
"Dua kawan kami sudah negosiasi dengan pihak keamanan yang ada di situ, dan mereka sudah mengiyakan kalau untuk mencari dana," lanjutnya.
Namun pihak Pemda Halteng yang oleh beberapa Pejabat-nya malah tiba-tiba melakukan tindakan kekerasan kepada mahasiswa yang tengah menggelar penggalangan dana.