Network
Suarahalmahera – PT Freeport saat ini sedang digoda oleh Tsingshan Steel untuk membangun smelter di Halmahera Tengah.
Pihak Freeport mengakui bahwa benar adanya, saat ini Tsingshan Steel tengah membuat penawaran pada Freeport.
"Disatu sisi memang benar bahwa kami di-approach (didekati) oleh Tsingshan yang berkeinginan juga untuk membangun pabrik tembaga di Halmahera dan kami masih dalam tahap pembicaraan," kata Peresiden Direktur PTFI Tony Wenas dalam rapat dengan komisi VII DPR RI di Jakarta pada senin 7 Desember 2020 pada antara.
Dikutip Suarahalmahera dari situs Asiatimes bahwa Tsingshan steel sedang mengusungkan kesepakatan pada Freeport terkait pembangunan smelter Tembaga dengan nilai 1,8 miliar dollar Amerika di komplek pengolahan nikel Teluk Weda di Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Fakta ini diperkuat dengan pengakuan dengan pengakuan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang diwawancari oleh asiatimes, bawa kespakatan tersebut akan dilakukan paling lambat bulan maret 2020.
Fakta kedua, komitmen pemerintah terkait hilirisasi pertambangan, agar seluruh ekspor bahan tambang yang ada di Indonesia dalam bentuk bahan setengah jadi, guna mendongkrak pendapatan negara. Untuk itu, pembangunan smelter adalah langkah strategis dari pemerintah.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral memberi keterangan pada asiatimes bahwa yang pemerintah saat ini tengah berfokus agar pengeleloaan berlasung di dalam negeri.
MIND ID selaku holding BUMN telah merestui pembangun smelter, MIND ID memegang saham PT Freeport Indonesia sebesar 51,2 persen.
Fakta ke tiga, berdasarkan laporan dari Bank Indonesia Maluku Utara, yang bertajuk Laporan Perokonomian Maluku Utara November 2020, sektor yang mendongkrak ekonomi Maluku Utara adalah sector Industri Pengolahan penyumbang 7,15 persen dari total PDRB Maluku Utara.
