SUARA HALMAHERA – Konflik antara sopir angkutan penumpang Sofifi dengan masyarakat Loleo berbuntut panjang
Wakil Walikota Tidore, Muhammad Sinen menyalahkan masyarakat Weda, dengan mengungkapkan sumber masalah berada di Weda.
“Sumber masalahnya ada di Weda,” kata Muhammad Sinen dalam sebuah rekaman video yang beredar di medsos pada beberapa hari lalu
Wakil Sekretaris Organda Halmahera Tengah, Rajif Kahar menyayangkan pernyataan profikatif dari Wawali Tidore tersebut.
Aksi palang jalan oleh beberapa oknum sopir Sofifi pada 26 Maret 2022 di dusun Lola, Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan, berakhir dengan bentrok satu hari berikutnya
Bentuk yang pecah pada minggu 27, Maret 2022 disinyalir antara sopir angkutan versus masyarakat Loleo.
Oknum yang mengatasnamakan salah satu organisasi angkutan umum, melarang supir dari Weda mengambil penumpang di pelabuhan Loleo, Desa Aketobololo, Oba
Para oknum ini juga melarang supir Weda, mengangkut penumpang serta menurunkan paksa penumpang yang sudah berada di dalam mobil
Wakil Sekretaris Organda Halteng Rajif Kahar angkat bicara soal pelarangan terhadap rekan-rekanya
“Mereka cegah teman-teman sopir Halteng, dan disuruh putar balik turunkan penumpang di Lola, (lokasi pemalangan),” sesal Rajif Kahar pada Suara Halmahera Senin, 28 Maret 2022
Akibat dari pemalangan tersebut membuat layanan penumpang di pelabuhan spit Loleo terputus, menyebabkan para penumpang terlantar di Pelabuhan Loleo.
Hal ini kemudian memicu terjadinya konflik antara masyarakat Loleo versus para oknum organisasi
Dalam sebuah video amatir yang beredar, para oknum yang mengatasnamakan organisasi angkutan penumpang Sofifi bahkan menggunakan sajam, mengancam masyarakat Loleo.
Wakil Sekretaris DPC Organda Halteng menilai konflik antara sopir Weda dan sopir Sofifi karena ada kecemburuan.
Dirinya kemudian menyebutkan bahwa, ada beberapa oknum sopir yang membawa penumpang dari Sofifi melanggar aturan trayek yang ada.
Berdasarkan aturan dari pemerintah, bahwa sopir Sofifi hanya menurunkan penumpang di terminal Weda.