Investor IWIP dari China Tsingshan Mengalami Kerugian Triliunan Rupiah Tapi Jadi Anak Emas Indonesia

19 Maret 2022, 15:40 WIB
Inventor IWIP dari China Tsingshan Mengalami Kerugian Triliunan Rupiah Tapi Jadi Anak Emas Indonesia /Instagram @j_gatotnurmantyo/

SUARA HALMAHERA – Taipan China Xiang Guangda pemilik Grup Tsingshan Holding harus putar otak karena perusahaannya mengalami krisis

Sebagaimana diketahui Tsingshan adalah salah satu Investor Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP)

Tsingshan merupakan salah satu produsen nikel utama dunia yang mengalami  kerugian besar pada ‘posisi short’ setelah harga melonjak lebih dari 100.000 dolar per ton pada minggu lalu

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Kembali Terjadi, Diduga Seorang Karyawan PT IWIP Terlindas Truk Tangki Pertamina

Baca Juga: TERBARU Lowongan Kerja PT IWIP 2022, Segera Siapkan Lamaran Anda

Akibatnya bursa saham untuk industri metal, London Metal Exchange (LME) menutup perdagangan nikel.

Hal tersebut memaksa Inventor IWIP tersebut harus membayar uang senilai  8 miliar dolar pada LME, atau membuktikan bahwa ia memiliki cukup nikel yang dapat dikirim untuk membayar dalam bentuk barang.

Reuter melaporkan bahwa Beijing dapat turun tangan untuk menyelamatkan Tsingshan, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters

Baca Juga: Kasus Robot Tranding Copet: Pendamping Korban Diancam Untuk Dipolisikan Terkait Pencemaran Nama Baik

China dapat menukar sebagian cadangan nikel kadar tinggi dengan nikel pig iron (NPI) kadar rendah yang diproduksi Tsingshan untuk membantu memenuhi standar kualitas LME.

kenapa Beijing begitu percaya diri, karena negara ini diperkirakan menyimpan sekitar 100.000 ton nikel dalam stok negara, kata seorang analis narasumber Reuters.

Tsingshan menolak bantuan Pemerintah

Tsingshan telah memperhitungkan perubahan pasar, Investor IWIP ini percaya diri akan mengatasi masalahnya sendiri.

Investor IWIP ini percaya diri dengan nikel matte (Nikel kadar 78 persen) miliknya dan akan memberikan pada pabrik pembuat Baterai.

Dengan demikian kerugian yang dihadapi Tsingsang akan teratasi tanpa bantuan dari Negara.

Mereka percaya dengan Nikel matte miliknya akan menjadi primadona produsen kendaraan listrik karena bisa meningkatkan pasokan baterai dengan cara yang lebih murah.

Posisi Tsingshang menjadi taruhan karena invasi Rusia ke Ukraina mengirim harga logam melonjak, memberi tekanan pada pemegang posisi short besar.

"Pasar merasakan bahwa (Tsingshan) akan bergerak, tetapi mereka mungkin melakukannya terlalu dini ... seperempat atau lebih terlalu dini dan tidak ada yang mengantisipasi apa yang terjadi di Ukraina," kata Angela Durrant, analis nikel utama Wood Mackenzie dilansir dari Reuters 19 Maret 2022

Tsingshan telah mendeteksi ada unsur asing yang mungkin menaikkan harga nikel.

"Orang asing memang memiliki beberapa tindakan dan kami secara aktif berkoordinasi [dengan pihak terkait," kata Xiang yang dikutip China Business News pada 8 Maret.

Apakah Posisi Tsingshan Indonesia akan terancam

Selain di Kawasan Industri IWIP mereka juga menanam saham di IMIP morowali

Perputaran pasar tidak berdampak pada operasi Tsingshan di Indonesia, sumber perusahaan pertambangan yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.

Bagi Indonesia, Tsingshan adalah sarana untuk memenuhi ambisinya untuk menjadi one-stop shop untuk bahan-bahan baterai EV dan perusahaan telah melaksanakan proyek dengan kecepatan kilat.

Perusahaan-perusahaan Barat sering secara pribadi mengeluhkan akses dan sumber daya yang didapat Tsingshan di Indonesia.

"Pemerintah Indonesia begitu berambisi, mereka ingin membangun pabrik baterai untuk mobil listrik, Makanya lihat kebijakan untuk mendukung industri," kata sumber itu.

"Kami terpengaruh oleh COVID, tetapi tidak terpengaruh oleh ini (paparan singkat)," terang dia

Tsingshan juga dilihat sebagai anak poster di Asia Tenggara untuk Inisiatif Sabuk dan Jalan China, program infrastruktur besar Presiden Xi Jinping.***

Editor: Achmad Sayuti Majid

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler