Sebuah Rudal Hantam Perbatasan Polandia, Ukraina Tuding Kremlin Sebagai Pelaku Utama

16 November 2022, 14:39 WIB
Ilustrasi rudal yang diledakkan di Polandia. /Pixabay/

Suara Halmahera - Sehari sejak Pemerintahan Rusia menolak resolusi yang dikeluarkan Majelis Umum Perserikata Bangsa-Bangsa, situasi perang di belahan utara Benua Eropa nampak memanas.

Pada Selasa, 15 November 2022 sore tepatnya pukul 15:40 waktu setempat, Sebuah rudal yang disinyalir sebagai buatan pabrik senjata Rusia, diketahui menghantam sebuah desa kecil, Przewodow, Polandia.

Przewodow sendiri merupakan sebuah desa di bagian timur Polandia yang berjarak sekitar 6 kilometer dari perbatasannya dengan negara Ukraina.

Baca Juga: Pamer Bulu Kemaluan Hingga Menghina Agama, Megan Fox dan MGK Panen Kecaman Pasca Pamer Foto Hallowen

Menanggapi hal tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut rudal Rusia yang menghantam Polandia termasuk peningkatan yang signifikan dalam konflik di wilayah utara benua Eropa tersebut.

Kendati telah melemparkan tuduhan langsung tersebut, sejauh ini Presiden Ukraina tersebut diketahui tidak memiliki bukti kuat akan keterlibatan militer Rusia dalam serangan tersebut.

Dilansir dari Reuters, Kementerian Pertahanan Rusia telah membantah bahwa rudal Rusia menghantam wilayah Polandia. Pihaknya menggambarkan laporan tersebut sebagai provokasi yang disengaja.

Baca Juga: KTT G20 Bali: Berikut Poin-Poin Penting Pidato Jokowi di KTT G20

"Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan cara penghancuran Rusia," katanya.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pun mengaku tidak memiliki informasi tentang ledakan yang menewaskan dua orang, dan turut menghantam fasilitas pengeringan biji-bijian milik warga setempat tersebut.

Saat ini, Pemerintah Polandia diketahui telah memanggil Duta Besar Rusia untuk Warsawa guna meminta penjelasan setelah Moskow membantah telah melakukan penyerangan.

Baca Juga: KTT G20 Bali: Xi Jinping Ajak Negara Anggota Perangi Upaya Politisasi Pangan dan Energi

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawieck menuturkan, Polandia meningkatkan kesiapan beberapa unit militer dan mempertimbangkan keputusan meminta konsultasi dengan sekutu berdasarkan Pasal 4 Perjanjian NATO.

Menurut mantan kepala perencanaan kebijakan di kantor sekretaris jenderal NATO Fabrice Pothier, serangan rudal itu cukup untuk memicu Pasal 4 NATO. Hal ini akan mengharuskan Polandia untuk mengadakan pertemuan NATO.

"Untuk saling berkonsultasi, untuk menilai ancaman dan untuk mengambil tindakan nyata," ujar Pothier sebagaimana yang dikutip dari Pikiran Rakyat.***

Editor: Mohamad Rizky Djaba

Sumber: Reuters Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler