SUARA HALMAHERA – Rusia bertemu dua negara Islam – Iran dan Bahrain - ada apa?
Konflik Rusia Ukraina membuat Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov banyak disoroti.
Menlu Rusia Sergey Lavrov menjelaskan pertemuan dengan Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian terkait kerjasama negeri beruang merah dengan negeri seribu satu malam.
Kerjasama Rusia Iran tidak akan terpengaruh dengan sanksi dari AS karena mendapat jaminan dari Washington.
"Kami telah menerima jaminan tertulis," kata Sergey Lavrov dilansir dari Tass 15 Maret 2022
Pertemuan Lavrov dengan Hossein Amir-Abdollahian membahas kelanjutan kerjasama Nuklir kedua negara.
"Itu (jaminan) adalah bagian dari kesepakatan tentang dimulainya kembali Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) pada program nuklir Iran," Terang Lavrov
Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) adalah sebuah perjanjian transparansi Program Nuklir Iran.
JCPOA juga bertujuan mengontrol program Nuklir di Iran agar sanksi dari Barat dan AS bisa berkurang pada Teheran.
Hasil perbincangan antara Lavrov dengan Hossein Amir-Abdollahian juga terkait tindak lanjut program JPOAC
Selain Itu terkait keterlibatan perusahaan-perusahaan negeri beruang merah dalam proyek nuklir yang digalangkan oleh Teheran.
“Kata-kata perjanjian menetapkan perlindungan yang kuat dari semua proyek JCPOA yang dibayangkan sebelumnya dan arah kegiatan lebih lanjut,
termasuk keterlibatan langsung dari perusahaan dan spesialis kami, serta kerja sama mereka sehubungan dengan proyek unggulan kerjasama kami di PLTN Bushehr (Pembangkit listrik tenaga Nuklir)," lanjut Lavrov
Bertemu Bahrain
Selain bertemu dengan Iran, pada Selasa, 15 Maret 2022 Presiden Rusia Vladimir Putin juga menghubungi raja Bahrain, Hamad bin Isa Al Khalifa melalui sambungan telepon
Putin menjelaskan langsung pada Raja Hamad bin Isa Al Khalifa terkait operasi Khusu yang dilancarkan kepada Ukraina
Serta keaktifan Rusia untuk selalu mengambil upaya berbicara secara diplomatik dengan Ukraina.
"Vladimir Putin memberitahu (Raja Bahrain) tentang alasan dan tujuan operasi militer khusus untuk mempertahankan Donbass, tentang langkah-langkah untuk melindungi penduduk sipil, dan tentang upaya Rusia dalam pembicaraan dengan perwakilan Ukraina," demikian rilis resmi dari Kremlin yang diterbitkan Tass
Dalam sambungan tersebut, Putin berkomitmen membahas langkah-langkah perlindungan rakyat sipil.
Akhirnya Raja Hamad bin Isa Al Khalifa bersepakat untuk bertemu dengan Putin secara Pribadi.
Beberapa hari lalu, saat kejadian Mariupol pecah, dimana warga Turki terjebak di wilayah Ukraina tersebut, Turki tak meminta bantuan pada Ukrainian tetapi lebih percaya pada bantuan Ukraina.
Sebelumnya Turki menjadi fasilitator antara Ukraina dan Rusia berbicara penyelesaianan konflik akibat Opeasi Khusus yang digalangkan oleh Putin.***