Negara Israel Akan Runtuh Tahun Depan, Berikut Penjelasan Mantan Menlu AS Henry Kissinger

16 Mei 2021, 12:08 WIB
Nagara Israel akan runtuh tahun depan 2022 /Pixabay /PublicDomainPictures

SUARA HALMAHERA - Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger yang juga merupakan Seorang negarawan meramalkan Israel akan runtuh tahun depan yang jatuh pada tahun 2022.

Henry Kissinger pernah mengutarakan itu pada tahun 2021, bahwa Israel akan runtuh 10 tahun mendatang.

Konflik Israel-Palestina dalam beberapa hari kemarin justru membuat nama Henry Kissinger muncul di publik terkait Israel akan runtuh.

Pernyataan Henry Kissinger yang meramalkan bahwa negara Israel akan mengalami keruntuhan.

Henry Kissinger sendiri merupakan keturunan Yahudi yang sudah berusia hampir 100 tahun, juga seorang veteran negarawan di AS.

Mantan Melu AS Henry Kissinger ramalkan kalau negara Israel akan runtuh tahun depan pada tahun 2022.

Ia sebutkan pertama kali bahwa negara Israel akan keruntuhanya pada 2022 mendatang.

Pernyataannya tersebut kalau dihitung dari pertama kali Hery Kissinger meramalkan sejak sepuluh tahun lalu, kini tersisa setahun lagi pada 2022 Israel akan runtuh.

"Dalam 10 tahun tidak akan ada lagi Israel," kata Kissinger, seperti dilansir dari Pangandaran.pikiran-rakyat.com Rabu 12 Mei 2021.

Artikel terkait juga diterbitkan oleh Pangandaran.pikiran-rakyat.com dengan judul: Mantan Menlu AS Henry Kissinger Sudah Ramalkan Negara Israel akan Runtuh Tahun Depan, Berikut Penjelasannya

Namun dari media Israel membantah laporan dari hasil mengutip salah seorang yang merupakan staf Henry Kissinger.

Meski beredar bantahan laporan tersebut, penyataan runtuhnya Israel tahun depan mendapatkan dukungan Bahkan penjelasan ilmiah terkait hal tersebut.

Mantan Kepala Shin Bet, Yuval Diskin mendukung secara ilmiah lewat artikel opini pada bulan Februari di Yedioth Ahronot.

Yuval Diskin menjelaskan hal tersebut secara ilmiah dan terperinci kalau nantinya bahwa Israel tidak akan bisa bertahan untuk generasi berikutnya.

Bahwa Yuval Diskin tidak menganalisis runtuhnya negara Israel dari sisi ancaman luar, melainkan ancaman itu datangnya dari negara itu sendiri.

"Saya tidak berbicara tentang ancaman nuklir Iran, rudal Hizbullah, atau Islam fundamentalis ekstremis.

"Saya berbicara tentang tren demografis, sosial dan ekonomi yang telah mengubah esensi negara dan ditakdirkan untuk membahayakan keberadaannya di satu generasi," jelasnya.

Jikalau ramalannya itu terbukti atau benar, Yuval Diskin ungkapkan bahwa nantinya kondisi masyarakat di bekas negara Israel itu bakal mengalami perubahan.

"Dalam waktu sekitar 40 tahun, sekitar setengah dari warga negara itu akan menjadi ultra-Ortodoks dan Arab," ungkapnya.

Perlu diketahui, kalau sebetulnya keruntuhan Israel masih dalam satu tema yang sama, yaitu teori bom waktu demografis yang sudah kerap kali dibahas dalam beberapa tahun belakangan ini.

Teori itu belaku ketika seseorang mempertimbangkan tingkat populasi gabungan di Gaza dan tepi barat yang sudah diduduki bersama, mereka disebut sebagai populasi Arab Israel.

Populasi mencakup sekitar 20 persen dari negara itu sendiri yang telah menjadikan Israel tak lagi bisa menjadi sebuah negara mayoritas Yahudi dan demokrasi di waktu yang bersamaan.

Jurnalis Michael Petrou, orang yang kemudian mempopulerkan teori tersebut telah menganalisis masa depan Israel dari tahun 2008.

Michael Petrou mengeluarkan pendapatnya terkait dua hal itu, yakni negara mayoritas Yahudi dan demokrasi benar tak akan bisa terwujud, maka negara Israel itu akan mengalami keruntuhannya.

"Jika tidak bisa keduanya, impian Zionis di mana Israel didirikan akan berakhir," tandas Michael Petrou.***(Ferdy Yudha Pratama - Pangandaran.pikiran-rakyat.com)

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Pangandaran Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler