FPRO Kembali Menggelar Aksi Penolakan PT Harita Group dan Seluruh Anak Cabangnya di Kepulauan Obi

- 24 Juni 2022, 16:27 WIB
Massa aksi/Suara Halmahera
Massa aksi/Suara Halmahera /

Masalah-masalah ini merupakan ulah dari pada pemerintah daerah yang tidak memperhatikan daerah dan masyarakatnya serta mengeluarkan kebijakan yang tidak pro rakyat.

Kerjasama pemerintah daerah maupun pusat dengan industri ekstraktif yang berlokasi di kepulauan Obi merupakan sebuah tindakan yang sangat merugikan para nelayan dan petani.

Baca Juga: Mahasiswa KKN IAIN Ternate Gelar Aksi Protes Soal Kenaikan Harga BBM di Depan Kantor Gubernur Maluku Utara

"Masyarakat Obi semakin menjerit dengan situasi saat ini yang semakin hancur ruang hidup mereka. Orang tua kami sebagai petani dan nelayan kini semakin merasakan dampak dari pada industri pertambangan", Ungkap Caca dalam orasinya.

Petani dan nelayan di kepulauan Obi harus semakin menahan derita, karena dampak dari eksplorasi dan ekspektasi industri ekstraktif.

"Dampak krisis ekologi dan konflik agraria semakin terlihat nyata di kepulauan Obi, itulah kenapa FPRO hadir untuk merespon situasi yang sangat berbaha ini", Ungkap iksan dalam orasinya.

Baca Juga: Kabar ex Persib Bandung Wander Luiz Saat Ini, Apakah Sudah Punya Klub?

Konflik agraria harus dilihat dan diperhatikan dengan baik, sebab konflik agraria adalah persolan yang paling vital karena dapat mengganggu keberlangsungan hidup warga.

Tuntutan Front Perjuangan Rakyat Obi (FPRO) :

1. Tolak PT OBI ANUGERAH MINERAL.
2. Tolak PT JIKODOLONG MEGA PERTIWI.
3. Tolak perencanaan pembangunan bandara di desa sogili.
4. Cabut seluruh IUP di kepulauan Obi.
5. Tolak pemindahan/Relokasi warga desa kawasi.***

Halaman:

Editor: Risman Lutfi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah