Network
SUARA HALMAHERA - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam satu wadah gerakan (DEMA IAIN Ternate) melakukan aksi demonstrasi tentang penurunan biaya uang kuliah tunggal (UKT).
Gerakan demonstrasi yang di bangun oleh DEMA IAIN Ternate merupakan sebuah keluhan yang di rasakan oleh mahasiswa.
Kebijakan kampus yang di nilai sangat memperberatkan mahasiswa karena terlalu banyak persyaratan sehingga DEMA IAIN mengambil inisiatif untuk melakukan protes.
"Kebijakan kampus harus melihat latar belakang ekonomi orang tua mahasiswa yang sedang di Landa krisis". Ungkap Sumit Robo, Ketua DEMA IAIN Ternate.
Ketua DEMA menekankan kepada lembaga kampus untuk mempertimbangkan pada aspek ekonomi orang tua mahasiswa yang ekonominya sedang menurun di situasi covid-19.
"Selain dari mahasiswa yang orang tuanya terdampak covid-19, ada juga orang tua mahasiswa yang tidak terdampak namun sedang mengalami krisis ekonomi (pendapatan menurun) karena aktivitas kerja mereka di batasi oleh kebijakan pemerintah di situasi covid-19" Lanjut Sumit
Kebijakan kampus juga di nilai tidak efektif, karena tidak mempertimbangkan tempat tinggal yang mungkin jauh dan membutuhkan biaya tiket sangat besar.
"Pemotongan UKT hanya sekitar 100 sampai 200 RB dengan persyaratan yang sangat memberatkan mahasiswa karena harus pulang mengurus persyaratan. Jika mahasiswa yang bertempat tinggal jauh maka harus mengeluarkan biaya tiket sangat besar, sementara potongan UKT hanya 10%" ujar Riskiyawan, salah satu masa aksi kepada Suara Halmahera.
Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas maka DEMA IAIN Ternate mengeluarkan lima tuntutan.
