Halmahera Bakal Memproduksi Baterai Mobil Listrik

- 13 Januari 2021, 09:32 WIB
baterai mobil listrik akan di produksi di Halmahera
baterai mobil listrik akan di produksi di Halmahera /Marilyn Murphy /Pixabay

SUARA HALMAHERA - Tidak lama lagi dua daerah di Halmahera ini bakal memproduksi baterai mobil listrik untuk masa depan.

Teluk Weda (Halmahera Tengah) dan Pulau Obi (Halmahera Selatan), memiliki komponen dari bahan baku nikel yang akan membawa Indonesia bersaing dengan negara-negara luar dalam persiangan produksi baterai mobil listrik.

Dilansir m.rri.co.id bahwa negara-negara luar tersebut telah lebih dulu memproduksi mobil listrik, dan kini indonesia siap mnyusl dengan memproduksi baterai mobil listrik.

Baca Juga: Halmahera Tahun 2025, Menjadi Masa Depan Indonesia

Olehnya itu, Menristek Muhammad Nasir mengatakan bahwa mobil listrik adalah kendaraan masa depan yang hemat energi dan ramah lingkungan, komponennya dari bahan baku nikel diproduksi menjadi baterai litium.

Halmahera menjadi central paling penting dalam memproduksi komponen baterai mobil listrik.

"Sebagai salah satu komponen penting yang mengambil peran antara 30 sampai 35 persen dari total biaya pembuatan. Sehingga produksi komponen ini juga perlu dipacu, seperti di Morowali sebagai sentra produksi pelat nikel dan di Halmahera yang memproduksi lithium, keduanya merupakan bahan baku pembuatan baterai," tandasnya.

 

Baca Juga: RDTR Kawasan Penunjang Industri Halteng dinilai Merusak Lingkungan dan Untungkan Investasi PT IWIP

Sebagaimana di Pulau Obi-Kawasi, Halmahera Selatan, nikel juga diproduksi menjadi baterai lithinum atau baterai mobil listrik sebagai komponen mobil listrik.

Sehingga kedepan Halmahera-Indonesia berperan penting dalam produksi lokal baterai lithinum untuk kendaraan mobil listrik masa depan.

"Harapannya di tahun 2025 mendatang, Bangsa Indonesia sudah memiliki mobil listrik sendiri," lanjut Menristek.

Baca Juga: Ternyata Banyak Mafia Yang Melibatkan Orang-Orang Dinas Dalam Perizinan Perusahaan Kayu di Banemo

Hal tersebut sudah diwujudkan lewat hasil riset mobil listrik di perguruan tinggi, seperti yang telah dilakukan Univeritas Negeri Yogyakarta tinggal menunggu tahapan kolaborasi dengan industri.

Dan ini perlu di dorong dalam hal kebutuhan suku cadang, apalagi Pemerintah tiap tahunnya mengalokasikan Rp100 milyar untuk melakukan riset mobil listrik.

Pemerintah pun telah menandatangani Perpres insentif bagi industri yang menghasilkan motor atau mobil listrik, hal ini dilakukan supaya ada pengurangan pajak bagi industri -pengguna baterai mobil listrik buatan indonesia- yang telah mengembangkan teknologi baru tersebut.***

 

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x